Seperti Cristiano Ronaldo Bersama MU, 4 Pemain Top Ini Gagal Mengulang Memori Indah Saat CLBK ke Klub Lamanya

- 14 April 2022, 16:59 WIB
Cristiano Ronaldo menjalani musim yang sulit di Manchester United
Cristiano Ronaldo menjalani musim yang sulit di Manchester United /twitter/@PorosHalangID/

JURNAL SOREANG - CLBK alias cinta lama bersemi kembali yang dirasakan Cristiano Ronaldo dan Manchester United (MU) tampaknya tidak seindah memori yang pernh ditorehkan keduanya.

Di masa lalu, Ronaldo dan MU pernah meraih kejayaan di era kepelatihan Sir Alex Ferguson.

Bersama MU di kisah pertamanya dulu, Ronaldo sukses menyumbang 3 gelar Premier League, 1 Piala FA, 2 Piala Carling, 1 Liga Champions, dan 1 Piala Dunia Antarklub FIFA.

Baca Juga: Target Medali Emas di Sea Games 2021! Inilah Prediksi Skuad Timnas Indonesia U-23, Ada Pemain Naturalisasi

Ronaldo juga meraih penghargaan Ballon d'Or pertamanya saat masih berseragam MU pada tahun 2008.

Nama Ronaldo memang meroket bersama MU sejak kepindahannya ke Old Trafford pada 2003 yang kemudian berbakti hingga tahun 2009.

Setelah 13 tahun meninggalkan Setan Merah, Ronaldo kembali pulang di awal musim 2021/2022 ini.

Baca Juga: Penyandang Disabilitas Belum Punya Administrasi Kependudukan, Disdukcapil Kabupaten Bandung Jemput Bola

Sayang, kebersamaan CR7 dengan The Reds Devils di kisah yang keduanya ini tidak berjalan mulus.

Jangankan meraih gelar, untuk memastikan posisi 4 besar di Liga Inggris saja masih belum bisa dipastikan.

Namun, tak hanya Ronaldo yang gagal mengulang memori indah bersama klub lamanya saat CBLK.

Baca Juga: Diprediksi Akan Juara 5 Tim Besar Ini Justru Jadi Badut di Piala Dunia, Tak Lolos Fase Grup

Hal ini juga pernah dirasakan 4 Pemain top lainnya yang ternyata gagal mengulang kejayaannya seperti dulu bersama mantan klubnya.

1. Andriy Shevchenko
Striker Ukraina ini pernah menjadi salah satu penyerang papan atas dunia sejak bergabug bersama AC Milan tahun 1999.

Bersama Rossonerri, Sheva pernah meraih sejumlah gelar, mulai Scudetto hingga Liga Champions. Bahkan di periode itu pula Sheva sempat dianugerahi Ballon d'Or.

Baca Juga: Penuh Toleransi! Begini Cara Premier League Menghormati Pemain Muslim Saat Berpuasa

Namun, pada tahun 2006 pemain yang identik dengan nomor punggung 7 ini memutuskan menerima tawaran Chelsea yang saat itu sedang getol-getolnya belanja pemain bintang.

Alih-alih menjadi pasangan emas dengan Didier Drogba, Sheva malah kehilangan magisnya. Dari 77 kali bermain ia hanya sanggup mencetak 22 gol.

Sheva kemudian balik ke AC Milan dua tahun setelahnya dengan status pinjaman. Tapi sayang, kesempatan kedua memang selalu tidak seindah yang pertama.

Baca Juga: Digadang-gadang Jadi Penerus Cristiano Ronaldo, Karier para Pesepakbola Muda ini Malah Melempem

Sheva hanya bertahan satu musim saja sebelum kembali ke Chelsea dan dilepas ke klub asalnya, Dinamo Kiev.

2. Ricardo Kaka
Segenerasi dengan Shevchenko, Kaka pun jadi salah satu kunci kesuksesan AC Milan di periode 2003 hingga 2007.

Kaka berhasil memberikan 2 gelar Liga Champions bagi Milan dan dinobatkan jadi pemain terbaik dunia tahun 2007, tepat sebelum sepak bola didominasi Ronaldo-Messi.

Baca Juga: Terkait Kasus Robot Trading DNA Pro, Ivan Gunawan Dipanggil Bareskim Polri, Bakal Datang?

Namun, keputusannya untuk ikut dalam proyek Los Galacticos Real Madrid jilid II tahun 2009 ternyata tak berjalan mulus.

Kaka yang saat itu malah kalah tenar dari Cristiano Ronaldo, tidak sedicintai saat dirinya menjadi pemain kunci Milan.

Seiring waktu, Kaka kehilangan posisi intinya di El Real. Setelah kontraknya habis dengan tim Ibu Kota Spanyol itu, gelandang Brasil ini memilih kembali pulang ke San Siro dengan status bebas transfer pada 2013.

Baca Juga: David Da Silva Striker Asal Brazil Berhasil Raih Kategori Pencetak Gol Terbanyak di Persib Bandung Award

Namun, suasana sudah sangat lain. Di kesempatan keduanya itu, ia tak lagi menemui pemain-pemain seperti Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso, atau Marcos Cafu yang dulu menjadi partnernya saat berjaya.

Kaka cuma bertahan satu musim di AC Milan generasi baru. Ia kemudian hijrah ke Liga Amerika Serikat hingga pensunnya di tahun 2017.

3. Gareth Bale
Tottenham Hotspurs adalah klub yang mengotbitkan bakat hebat asal Wales ini yang kemudian dibeli Real Madrid dengan memecahkan rekor transfer tahun 2013 saat itu.

Baca Juga: Masa Puncak Kejayaan, Cristiano Ronaldo Tanpa Real Madrid, Bisa Apa?

Sebenarnya, kareir Bale di Santiago Bernabeu tidak jelek-jelek amat. Hanya saja, seperti yang sudah-sudah, Bale pun jadi korban kebintangan dan popularitas CR7.

Dengan alasan sering cedera dan faktor ketidakcocokan dengan skema pelatih, Bale kemudian memutuskan pulang ke Spurs dengan status pinjaman di musim 2020/2021.

Tapi sayang, Spurs tak menemukan Bale yang seperti dulu. Pihak The Lilly White enggan untuk mempermanenkan status mantan pemain terbaiknya itu.

Baca Juga: 16 Gol! Ini Dia Pemain Tergacor dalam Sejarah Piala Dunia, Miroslav Klose dari Timnas Jerman

4. Mario Gotze
Dijuluku Lionel Messi-nya Jerman, Gotze sempat dilirik banyak klub top Eropa, Bayern Muenchen menjadi yang beruntung meski harus membawanya dari Borussia Dortmund dengan harga mahal.

Tanda-tanda Gotze akan semakin jadi pemain hebat sempat terlihat saat ia menjadi pahlawan kemenangan Timnas Jerman di final Piala Dunia 2014.

Sayangnya, momentum itu nyaris hilang dalam waktu singkat kareana nyatanya pasca Piala Dunia, performa Gotze justru cenderung menurun.

Baca Juga: Belum Terpecahkan! 3 Gol Terbaik Sepanjang Sejarah Piala Dunia, Inilah Para Pencetak Golnya

Melihat kondisinya yang semakin menurun, Munchen kemudian mengembalikan Gotze ke klub lamanya dengan menjualnya dengan harga 2 kali lipat lebih murah!

Munchen dan Dortmund sama-sama rugi pada akhirnya karena ternyata kehebatan Gotze sudah semakin menghilang.

Terlebih, Dortmund melepas Gotze ke PSV Eindhoven di awal musim 2020/2021 dengan bebas biaya alias cuma-cuma.
***

 

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Transfermarkt


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah