Ternyata Ini Penyebabnya, Kenapa Juara Bertahan Tidak Otomatis Lolos ke Piala Dunia 2022 Qatar

- 12 Maret 2022, 16:35 WIB
Ternyata ini yang menjadi penyebabnya, kenapa FIFA tidak meloloskan sang Juara bertahan untuk lolos otomatis ke Piala Dunia berikutnya./tangkap layar Youtube Starting Eleven
Ternyata ini yang menjadi penyebabnya, kenapa FIFA tidak meloloskan sang Juara bertahan untuk lolos otomatis ke Piala Dunia berikutnya./tangkap layar Youtube Starting Eleven /

JURNAL SOREANG- Tidak seperti Liga Champion Eropa, atau Copa Libertadore. juara bertahan Piala Dunia tak otomatis lolos ke Piala Dunia untuk edisi berikutnya.

Dikompetisi-kompetisi antar negara juga, hampir seperti itu. Piala Asia atau AFC Cup sejak 2015 tidak memakai formasi juara bertahan akan lolos.

Terakhir, Jepang yang pernah merasakan previlege otomatis lolos sebagai juara bertahan, begitu juga Euro.

Baca Juga: Simak! Biodata dan Profil Victor Agustino yang Ganteng, Peserta MasterChef Indonesia Season 9

Sang juara bertahan harus berdarah-darah mengikuti fase kualifikasi. Nah, di Piala Dunia 2022 Qatar sendiri, format juara bertahan otomatis lolos doterapkan pada Piala Dunia 2002.

Kala itu juga, pertama kalinya Piala Dunia digelar di Benua Asia, tepatnya di Jepang dan Korea Selatan.

Hal tersebut disampaikan oleh presiden FIFA kala itu, dalam pertemuan eksekutif FIFA di Busan Korea setahun sebelum Piala Dunia di negara itu digelar.

Baca Juga: Wow! 7 Hal Menarik Manuel Neuer, Kiper Timnas Jerman di Piala Dunia 2022, No 3 Prestasi yang Sulit Ditandingi

Keputusan yang dibuat FIFA tersebut, cukup mengejutkan banyak pihak. Apalagi sejak 1930 atau, sekitar 70 tahun Piala Dunia di gelar, format revolusioner semacam itu tidak terpikirkan sama sekali.

Prancis merupakan negara terakhir yang merasakan indahnya masuk Piala Dunia tanpa babak kualifikasi.

Les Blues berhasil kampiun di Piala Dunia 1998 kala diperkuat oleh Didier Deschamps. Lantas kenapa FIFA berpikir untuk mengubah konsep tersebut?

Baca Juga: Lolos Piala Dunia 2022, Umat Muslim di Jerman Puasa Selama 18 Jam, Berikut 7 Negara yang Berpuasa Lama

Kenapa juara bertahan Piala Dunia tidak otomatis saja lolos ke Piala Dunia edisi berikutnya!

Pertama yakni soal jeda waktu. Piala Dunia digelar setiap empat tahun sekali. Dengan catatan ide konyol Piala Dunia dua tahun sekali masih sebatas wacana.

Konon, jeda empat tahun ini terbilang lama. Coba bandingkan dengan Liga Champions Eropa.

Baca Juga: Oscar Lawalata Turut Komentari Rombongan Brand Indonesia yang Mengaku Tampil di Paris Fashion Week 2022

UEFA Champions League (UCL) digelar nyaris saban musim, artinya setiap setahun sekali. Begitu pula Copa Libertadores. lalu, apa hubungannya?

Konon dari satu Piala Duia ke Piala Dunia lainnya memiliki jeda yang cukup lama, yakni empat tahun.

Selama empat tahun tersebut, tentu saja akan banyak perubahan, terutama susunan pemain, meskipun pada dasarnya tidak semua berubah.

Baca Juga: Lolos Piala Dunia 2022, Ini yang Dicari 'PSSI' nya Jerman dan Timnasnya di Qatar

Namun setidaknya ada rotasi zaman yang berjalan. Maksudnya, antara pemain muda dengan pemain yang lebih senior.

Dilevel Timnas untuk mengakomodir talenta dalam negeri, pemain muda dan tua akan dilebur. Nah dari situlah kekuatan satu negara bisa berubah. Adakalanya bahkan berubah ke arah yang lebih jelek.

Contohnya, yakni skuad Timnas prancis di Piala Dunia 2002. Tim Ayam Jantan otomatis lolos karena juara di edisi 2018.

Baca Juga: Simak! Berikut Ajang Olahraga Internasional Yang Diselenggarakan di Qatar, Tuan Rumah Piala Dunia 2022

Namun apa yang terjadi pada Prancis di Piala Dunia 2022? mereka remuk, seremuk-remuknya. Padahal waktu itu, skuad Prancis tidak banyak berubah.

Beberapa pemain yang turut membawa Les Blues juara 1998 juga masih dikmainkan. Sebut saja seperti Marcel Desailly, Zinedine Zidan, Patric Viera, sampai David trezeguet.

Namun di Piala Dunia 2002, Prancis sudah tidak diperkuat Didier Deschamps, Lorenzr Blanc, sampai mantan pemain Real Madrid,Cristian Karambeu.

Baca Juga: Bisnis PT Perkebunan Mulai Moncer, PTPN-1 Luncurkan Logo Baru

Pada Piala Dunia 2002, Prancis tumbang duluan karena tidak lolos fase grup. Les Blues sekalipun gagal memetik kemenangan, bahkan Zinade Cs kala itu tak sanggup mencetak gol barang sebiji.

Prancis hanya bisa meraih satu poin dari hasil imbang melawan Uruguay 0-0 di Grup A. Sisanya Prancis kalah dari Senegal 0-1.

Bahkan dibikin malu oleh Denmark 0-2 lewat gol Dennis Rommedahl dan Jhon Dahl Tommason. Tim Ayam Jantan pun menepati posisi juru kunci.

Baca Juga: Update Seputar Covid 19, Jika Sudah 2 Kali Vaksin Tak Perlu Tes Antigen dan PCR untuk Perjalanan Dalam Negeri

Maknanya, skuad Ptancis yang di tahun 1998 begitu gahar, namun loyo di Piala Dunia 2002. Ada penurunan kualitas disana. Sedangkan yang diinginkan FIFA adalah tim terbaik yang lolos Piala Dunia.

Jeda waktu empat tahun ini bisa dibilang lebih dari cukup untuk menyiapkan tim terbaik, begitu pula sang juara bertahan.

Mereka tidak otomatis lolos, karena juara bertahan pun kualitasnya belum tentu memenuhi standar FIFA.

Baca Juga: Ketua MPR Pernah Bilang Ini, soal Sumber Harta Doni Salmanan: Jangan-jangan Uang Jin Dimakan Setan

Maka dari itu, sang juara bertahan harus melalui fase kualifikasi terlebih dahulu. Dengan begitu, juara bertahan pun bisa melakoni lebih banyak pertandingan resmi.

Hal ini juga sebenarnya berlaku di kompetisi-kompetisi internasional lainnya.Seperti Piala Konfederasi, sebut saja AFC Cup, Euro dan lainnya.***

 

Editor: Dadan Triatna

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah