Network
JURNAL SOREANG - Mario Balotelli kembali dipanggil pelatih Roberto Mancini untuk bergabung timnas Italia jelang babak play-off Piala Dunia 2022.
Sepanjang kariernya, Balotelli yang pernah jadi bagian skuad timnas Italia di Piala Dunia 2014 ini memang cukup dikenal memiliki banyak kontroversi karena ulah-ulahnya.
Beruntung, berkat peningkatan performanya akhir-akhir ini, Balotelli kembali dipercaya untuk membela timnas Italia saat babak play-off Piala Dunia 2022 akhir bulan ini.
Baca Juga: Wow! Ini Cara Membuat Chocolate Cake Lava Ala Anak Kos, Cocok untuk Camilan
Balotelli sudah cukup lama absen membela Italia, bulan September tahun 2018 adalah kali terakhir Super Mario berseragam Azzurri.
Karena perilakunya yang tidak cukup baik, pemain yang kini berusia 31 tahun itu pun kerap mengalami berbagai masalah hingga kerap memengaruhi performanya di atas lapangan.
Bahkan, dalam rentang waktu 3 tahun terakhir, mantan pemain Inter Milan dan Manchester City ini sudah berganti-ganti klub hingga lima kali.
Balotelli yang melakukan debut bersama timnas Italia pada 2010 ini sebenarnya adalah pemain dengan talenta luar biasa.
Akurasi tendangan dan fisik yang menunjang sangat memungkinkannya untuk berada di top level andai dirinya bisa konsisiten, terutama dalam berperilaku di dalam dan luar lapangan.
Ya, Super Mario sebenarnya punya modal untuk menjadi pemain terbaik. Ia sendiri bahkan menyadari akan hal tersebut, bahkan membandingkannya dengan pemain sekelas Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
"Anda tidak bisa membandingnkan diri Anda dengan Messi dan Ronaldo, tak ada seorang pun yang bisa. Tapi jika kita hanya berbicara soal kualitas, kualitas sepakbola, saya tidak punya rasa iri terhadap mereka, jujur," ucap Balotelli kepada The Athletic.
Balotelli juga mengenang masa-masa kariernya ketika masih merumput bersama Manchester City. Menurutnya, periode tersebut sebenarnya adalah momentum terbaik sepanjang kariernya.
"Saya pikir itu adalah kesalahan saya dengan meninggalkan City pada tahun 2013. Tahun-tahun tersebut City terus berkembang, saya bisa saja bertahan di sana seperti Sergio Aguero untuk waktu yang lama," kenang Balotelli.
Baca Juga: Tak Semenarik Piala Dunia dan Euro, Inilah Alasan Mengapa Sepakbola di Olimpiade Sepi Peminat
"Andai saya memiliki pola pikir seperti sekarang ketika berada si City saat itu, mungkin satu gelar Ballon d'Or sudah saya menangkan," tambahnya.
Memang sangat disayangkan bakat yang dimiliki Balotelli tidak didukung dengan attitude yang baik, padahal memang ia pernah punya potensi untuk jauh lebih baik.
"Saya percaya saya telah melewatkan beberapa kesempatan untuk berada di level tersebut. Tapi saya 100% yakin bahwa kualitas saya ada di level yang sama seperti Messi dan Ronaldo,".
Balotelli memang menjadi salah satu striker Eropa yang menakuktkan di periode 2010 hingga 2014-an.
Karier Balotelli mulai menukik saat ia gagal membuktikan diri ketika diboyong Liverpool pada awal musim 2014/2015,
Hingga akhirnya, ia hanya sering berada di klub-klub papan tengah dan bahkan di level divisi yang jauh lebih rendah seperti Serie B Italia.
Baca Juga: 6 Pemain Cadangan alias Supersub Paling Fenomenal di Piala Dunia, Nomor 1 jadi Juara Dunia
Kiprah bersama timnas Italia sendiri, sebelum comebacknya, Balotelli sudah memiliki 36 caps dan 14 gol, sebuah statistik yang sebenarnya sangat bagus untuk tingkat tim nasional.
***
