Ada beberapa kebijakan yang membuat bisnis sepakbola di Jerman mampu menghasilkan keuntungan dan pendapatan pajak yang besar, salah satunya mewajibkan para fans memiliki saham klub sebesar 50% dan satu hak suara di majelis umum.
Kebijakan ini sangat brilian karena membuat klub terjaga dari invasi investor luar yang hendak mengeksploitasi klub secara sewenang-wenang.
Baca Juga: Bagaimana Keuntungan Berinvestasi di Klub Sepakbola Profesional? Simak Ulasannya
Suporter dapat mengetahui langsung kondisi keuangan dan dapat berhak memengaruhi kebijakan klub.
Kebijakan mengenai laporan keuangan dan proyeksi keuangan jangka panjangan pun wajib dilaporkan kepada pihak liga sebagai syarat mendapat lisensi untuk mengikuti kompetisi.
Kebijakan lainnya adalah diwajibkan adanya dana jaminan sebagai anitisipasi jika di tengah kompetisi, klub tersebut mengalami masalah keuangan. Dana tersebut akan dikembalikan jika finansial klub hingga akhir musim baik-baik saja.
Ketiga kebijakan di atas membuat Jerman mampu mendapatkan pendapatan pajak yang besar dan prestasi tim nasional sepakbola yang bagus di pentas internasional. Bagaimana dengan Indonesia?
Bisnis sepakbola di Indonesia belum mampu menghasilkan pendapatan pajak sebesar Jerman. Bahkan dari banyak laporan, untuk mendapatkan data keuangan tentang kompetisi sepakbola di Indonesia saja sangat susah.
Namun seiring waktu, mulai banyak investor-investor yang berani menanmkan modalnya di klub Liga Indonesia, yang beruntungnya kebanyakan para investor tersebut datang dari kalangan entertainer yang berpotensi semakin mempopulerkan persepakbolaan Indonesia.