Network
JURNAL SOREANG – Korea Utara menjadi salah satu negara yang ikut andil dalam cabang olahraga sepak bola.
Pada tahun 1945, Korea Utara membentuk asosiasi sepak bola yang bernama Democratic People’s Republic of Korea Footbal Association (DPR KFA).
Meskipun terkenal sebagai negara tertutup, Korea Utara memiliki timnas putra dan putri yang sangat berprestasi dalam cabang olahraga sepak bola.
Baca Juga: Subhanallah Selama Hidupnya Rasulullah SAW Hanya 2 Kali Sakit, Apa Rahasianya ya! Baca Sampai Tuntas
Hal tersebut dibuktikan dengan prestasi timnas putri, di mana mereka masuk dalam perempat finalis Piala Dunia FIFA 2007.
Bahkan timnas putri junior yang mereka miliki dapat menyabet trofi piala pada U-17 dan juga U-20.
Tak hanya timnas putri, timnas putra Korea Utara juga patut mendapat soroton dengan prestasi yang mereka miliki.
Timnas putra sendiri termasuk dalam ranking 115 FIFA, tak hanya itu mereka juga masuk sebanyak dua kali dalam Piala Dunia.
Baca Juga: Kisah Hikmah; Imam Syafi’i Muda yang Cerdas Dalam Mencari Ilmu, Pastinya yang Belum Anda Ketahui
Korea Utara masuk dalam Piala Dunia pada tahun 1966 di Inggris dan juga Piala Dunia tahun 2010 di Afrika Selatan.
Pada Piala Dunia tahun 1966 timnas putra Korea Utara mampu menang atas juara dunia tiga kali, Italia dengan skor 1-0.
Namun sayangnya pada babak perempat final mereka harus kalah dari timnas Portugal.
Setelah 44 tahun vakum sejak tahun 1966, akhirnya Korea Utara kembali masuk dalam Piala Dunia tahun 2010 di Afrika Selatan.
Namun nasib mereka lebih buruk dan tak seperti timnas tahun 1966 yang masuk dalam Piala Dunia.
Pada pertandingan pertama Korea Utara harus bertanding dengan Brazil dan kalah dengan skor 1-2.
Lalu pada kekalahan kedua lebih memalukan pada saat melawan Portugal yang menjebolkan 7 gol serta Korea Utara dengan skor 0.
Usai pertandingan Piala Dunia 2010, berbagai isu pun muncul tentang bagaimana nasib para pemain dan pelatih.
Baca Juga: Piala Dunia 2022: Dapatkah Suporter Meminum Alkohol di Qatar? Jawabannya Bikin Geger, Simak!
Adapun dugaan kabar buruk menyebutkan bahwa pemerintahan Kim Jong Un yang kecewa menghukum mereka menjadi pekerja paksa di sebuah tambang.
Namun dugaan informasi tersebut belum mampu dikonfirmasi kebenarannya hingga sekarang.
Bahkan seorang akademisi olahraga di Universitas Laiden yaitu Christopher Green menyebutkan bahwa ia tak pernah melihat bukti tim Piala Dunia 2010 yang dikirim ke kamp kerja paksa.***
