Network
JURNAL SOREANG - Greysia Polii-Apriyani Rahayu memastikan setidaknya satu tambahan medali perak untuk Indonesia setelah melaju ke final ganda putri bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020.
Mereka lolos ke final setelah mengalahkan pasangan Korea Selatan Lee Sohee-Shin Seungchan dua gim langsung 21-19 dan 21-17, Sabtu 31 Juli 2021.
Perjuangan Greysia-Apriyani tak mudah karena mereka harus lebih dulu tertinggal di awal setiap gim, meskipun akhirnya menyusul dan memenangkan laga.
Di balik perjuangannya, ada sejumlah fakta menarik dari kesuksesan Greysia-Apriyani dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Berikut fakta tersebut:
1. Tradisi Emas
Lolosnya Greysia-Apriyani membuat Indonesia masih berpeluang kembali mempertahankan medali emas Olimpiade dari cabor Bulu tangkis, sejak Olimpiade Barcelona 1992 yang sempat terputus di Olimpiade Lodon 2021 dan kembali diraih pada Olimpiade Rio 2016
2. 2 Perak 3 Kali Berturut-turut
Sekalipun kalah di final nanti, Greysia-Apriyani setidaknya sudah mengantongi medali perak. Hal itu membuat Indonesia akan meraih 2 perak dalam tiga Olimpiade berturut-turut sejak London 2021.
Baca Juga: Luar Biasa, Greysia Polii-Apriyani Rahayu Juara Yonex Thailand Open, Ini Harapan Mereka
3. Naik Peringkat
Keberhasilan Greysia-Apriyani ke final ganda putri, memastikan Indonesia setidaknya mendapat tambahan medali perak. Jika itu terjadi, maka peringkat Indonesia di klasemen perolehan medali Olimpiade Tokyo 2020 akan naik setidaknya ke posisi 43.
4. Medali Pertama Ganda Putri
Baca Juga: Update Klasemen Medali Sementara Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia Urutan ke Berapa?
Dengan setidaknya medali perak, Greysia-Apriyani mencatat sejarah medali pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade dari sektor ganda putri cabor bulu tangkis.
5. Pebulutangkis Putri
Secara pribadi, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu juga akan tercatat dalam sejarah, sebagai pebulutangkis putri Indonesia yang meraih di ajang Olimpiade. Sebelumnya, pebulutangkis putri yang meraih kesuskesan serupa adalah Lilyana Natsir, Maria Kristin Yulianti, Minarti Timur, Mia Audina dan Susi Susanti.***
