“PSSI kita masih berkutat pada masalah, misalnya kompetisi ada degradasi atau tidak ada degradasi,” kata Bung Towel, dikutip Jurnal Soreang dari kanal Youtube Gocek Bung Towel.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa ada cara berpikir yang sempat salah. Ada cara berpikir yang mau mengutak-atik prinsip kompetisi, promosi dan degradasi,” sambungnya.
Bung Towel mengaku prihatin dengan cara berpikir PSSI yang seperti itu. Namun, ia tetap mengapresiasi keputusan PSSI yang telah mengoreksi agar Liga 1 dan Liga 2 tetap ada promosi dan degradasi.
Baca Juga: Benarkah Mogoknya Bus Transjakarta Disebabkan Magnet di Rel Kereta? Ini Faktanya
“Bahwa keputusan itu dikoreksi, kita mengapresiasi. Kita bersyukur, revisinya dilakukan sebelum kick-off, sebelum kongres malah. Tapi kan fakta itu tadi, yang memperlihatkan cara berpikir PSSI itu terjadi,” ujar Bung Towel.
Kekhawatiran Bung Towel adalah, PSSI ditertawakan ketika berkonsultasi kepada AFC dan FIFA terkait kompetisi tanpa degradasi.
“Saya khawatir ketika PSSI mengkonsultasikan itu, AFC dan FIFA tersenyum-senyum geli. Jangan-jangan mereka bergumam ‘pantas saja peringkatnya masih di 173’,” ucap Bung Towel.
“PSSI masih berkutat di isu-isu seperti itu. Isu pemain titipan, isu kompetisi tanpa degradasi. Sepak bola kita masih berkutat pada isu yang elementer, ditawar-tawar,” tuturnya.
Bung Towel berharap, semoga hal tersebut bisa menjadi sebuah pembelajaran dan renungan bagi sepak bola Indonesia, khususnya PSSI.***