Sempat ditolak tuan rumah, Begini Cerita Tim Korea Utara Disambut Baik warga Middlesbrough di Piala Dunia 1966

15 Oktober 2023, 12:17 WIB
Skuad timnas Korea Utara 1966 yang diberikan penghormatan di Riverside /Twitter/

JURNAL SOREANG - Saat ini, banyak negara Eropa yang menolak yang bertanding melawan Rusia. Terbaru, beberapa negara Eropa seperti Timnas Rumania, Swedia, Denmark, Norwegia, hingga timnas Inggris menolak skuad U-17 mereka tanding melawan negeri Beruang Merah. Hal itu dikarenakan invasi Rusia ke Ukraina.

Penolakan itu juga pernah dialami salah satu peserta Piala Dunia 1966 yang menjadi peserta, yaitu Korea Utara. Berkat penampilannya, negara yang saat ini dipimpin oleh Kim Jong-un itu tampil ciamik di pergerlan yang mereka ikuti untuk pertama kalinya. Seperti apa ceritanya?

Dikutip Jurnal Soreang dari cuitan akun Twitter X Garis Tengah @garistengah_id yang diposting pada 13 Oktober 2023, saat itu jatah Asia hanya satu negara. Dan saat itu juga, laga satu grup yang dihuni oleh Australia, Korea Selatan, Afrika Selatan hanya meminkan laga Korea Utara melawan Australia dalam dua laga.

Baca Juga: Jabatan Sekda Morotai Memanas, Kejari: Secara De Jure Telah Berakhir

Hal ini dikarenakan FIFA membekukan sementara ikut serta negara Afrika karena banyak negara Afrika yang menolak berlaga akibat jatah untuk negara Afrika yang kurang banyak.

Untuk timnas Korea Selatan, mereka tidak ikut kualifikasi karena permasalahan pengiriman logistik dari Jepang ke Kamboja. Laga yang dimainkan pada November 1965 itu harus diakui tidak modern seperti sekarang. Apalagi negara Korea Selatan sedang pemulihan pasca Perang Korea yang melibatkan kedua negara bersaudara itu.

Singkat cerita, dua laga yang dimainkan di negara Kamboja semuanya dimenangkan oleh Korea Utara dengan skor 6:1 dan 3:1. Dua kemenangan itu membuatnya mereka tampil di Piala Dunia untuk pertama kalinya.

Meski mereka lolos, pemerintah Inggris yang saat Perang Korea mendukung dan membantu Korea Selatan menolak kehadiran skuad dari negara yang dekat dengan Uni Soviet dan China. Melalui lobi yabg dilakukan oleh FIFA, pemerintah Inggris mengizinkan mereka untuk masuk ke negaranya. Meski begitu, pemerintah Inggris meminta agar lagu kebangsaannya tidak diputarkan.

Baca Juga: Rekomendasi 6 Bengkel Motor di Rawamangun untuk Perawatan dan Perbaikan Kendaraan Anda

Selain sebagai negara debutan dan negara yang tertutup, banyak penduduk hingga jurnalis Inggris saat itu tidak mengetahui negara mereka.

Ini yang membuat mereka penasaran dengan negara debutan dari Asia kala itu. Salah satu media Inggris, The Northern Echo membahas isu batasan bahasa kebingungan masyarakat kota Middlesbrough untuk menghibur timnas Korea Utara kala itu. Sekadar informasi, kota Middlesbrough meruapkan kota dimana timnas Korea Utara akan bermain.

Saat timnas Korea Utara hadir di kota Middlesbrough, mereka disambut baik oleh Walikota Middlesbrough saat itu. Bahkan saat jamuan makan malam, Walikota Middlesbrough berujar bahwa mereka akan mendukung timnas Korea Utara mengingat warna jersey utama yang sama dengan jersey tuan rumah dari tim kebanggaannya, Middlesbrough FC. Sebagai bentuk dukunga, bendera Korea Utara dipasang di Ayresome Park, stadion yang diginakan pada Piala Dunia 1966.

Tak hanya dari Walikota Middlesbrough, masyarakat kota Middlesbrough juga hadir dan memberikan dukungan kepada timnas Korea Utara saat mereka menjalani sesi latihan terbuka. Pemain Korea Utara kala itu takjub dengan kerendahan hati dan interaksi yang hangat dari mereka.

Simpati masyarakat kota Middlesbrough makin bertambah banyak setelah di laga pertama mereka dikalahkan oleh Uni Soviet dengan skor 3:0. Bukan karena kekalahan yang telak, namun permainan dari skuad Uni Soviet yang kasar di lapangan yang menjadi alasan utamanya. Pada laga kedua timnas Korea Utara melawan Cile, banyak masyarakat yang hadir untuk mendukungnya di stadion.

Baca Juga: Diet Ala Artis Korea IU! Dalam 3 Hari Turun 5 Kg, Amankah untuk di Coba?

Di laga terakhir fase grup, Korea Utara yang bertemu dengan Italia sukses dimenangkan oleh negara saudara Korea Selatan itu dengan skor 1:0. Korea Utara berhasil memanfaatkan keunggulan pemain dari Italia karena salah satu pemain Italia yang cedera. Gol yang mengejutkan itu sukses membuat stadion yang dipenuhi sebanyak 17 ribu penonton itu bergemuruh.

Komentator dari salah satu media saat itu, Frank Bough, menyebut kalau stadion Ayresome Park tidak pernah menunjukkan dukungan seperti ini dalam beberapa tahun yang lalu. Saking bergemuruhnya suporter di stadion itu, beberapa lampu di ruang untuk pers padam.

Namun sayangnya, perjuangan Korea Utara sebagai debutan harus terhenti oleh negara debutan lainnya asal Eropa, Portugal. Portugal yang debut di Piala Dunia 1966 berhasil mengalahkan Korea Utara dengan skor 5:3 di Goodison Park. Korea Utara harus menghadapi Portugal karena Korea Utara yang finish sebagai runner-up grup 4 dibawah Uni Soviet harus berhadapan dengan Portugal yang mrrupakan juara grup 3.

Baca Juga: Jabatan Sekda Morotai Memanas, Kejari: Secara De Jure Telah Berakhir

Puluhan tahun kemudian, Dan Gordon dan Nick Bonner membuat film yang berisi dokumentasi Korea Utara di kota Middlesbrough dengan judul "The Game of Their Lives". Film dokumenter tersebut mendapat sambutan positif dari Korea Utara yang mempersilahkan kedua pembuat film itu datang ke negaranya.

Saat pembuatan film, keduanya menjemput beberapa orang yang sempat menjadi skuad timnas Korea Utara pada Piala Dunia 1966. Mereka dibawa ke kembali ke kota Middlesbrough dan berkeliling ke Ayresome Park yang saat ini sudah digusur untuk pemukiman warga. Bahkan, seorang seniman setempat membuat genangan air perunggu dari spot Pak Doo-ik melakukan tembakan ke gawang Italia yang berubah menjadi gol.

Setelah ke bekas Ayresome Park, mereka dibawa ke Riverside Stadium, markas dari Middlesbrough FC. Disana, mereka diberikan penghormatan untuk mengenang relasi baik antara skuad Korea Utara dengan masyarakat kota Middlesbrough pada pergelaran Piala Dunia 1966. ***

Editor: Nasichatul Ma'Ali

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler