Ditambah Ratusan Korban Kanjuruhan, Sudah Segini Total Suporter Tewas di Sejarah Sepakbola Indonesia, MIRIS!

2 Oktober 2022, 13:33 WIB
Ratusan korban suprter tewas terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang /Twitter/

JURNAL SOREANG - Data mengenai jumlah korban suoprter yang tewas akibat keriucuhan di Stadion Kanjuruhan Malang terus bertambah hingga siang ini, Minggu 2 Oktober 2022.

Dilaporkan dari berbagai sumber, korban meninggal dunia telah mencapai 182 orang, fakta bahwa tragedi Kanjuruhan adalah pukulan telak bagi Indonesia.

Imbas dari kericuhan di Satadion Kanjuruhan yang menggelar laga Arema FC dan Persebaya Surabaya hari kemarin, PSSI melalui PT LIB telah sepakat menunda sementara seluruh sisa pertandingan pekan ini.

Baca Juga: Akibat Insiden Stadion Kanjuruhan Laga Persib Vs Persija Ditunda, Tiket Tetap Bisa Digunakan

Namun, penundaan kompetisi Liga 1 hanya selama satu pekan cukup menimbulkan banyak kritikan karena dirasa tidak akan cukup efektif dan harus lebih lama daripada itu.

Kendati kasus kericuhan dan korban suporter tewas bukan hal baru di Indonesia, tetapi tragedi Kanjuruhan bukan insiden yang biasa.

Total korban yang mencapai ratusan tentu bukan hal yang hanya bisa dibereskan atau diberikan rasa prihatin hanya selama sepekan.

Baca Juga: Miris! Tragedi Kanjuruhan Arema Bisa Jadi Kasus Suporter Tewas Terbanyak Kedua di Dunia! Berikut Datanya

PSSI, PT LIB, dan seluruh steakholder terkait harus melakukan upaya lebih jauh dan lebih lama lagi.

Sebelum meledaknya korban di Kanjuruhan kemarin, terakhir korban superter tewas terjadi dalam pertandingan Persib Bandung lawan Persebaya Surabaya, Juni 2022 lalu.

Dalam rangka menyaksikan pertandingan Piala Presiden kala itu, 2 orang bobotoh juga tewas karena terinjak-injak saat memasuki gerbang Stadion.

Menurut data dari Save Our Soccer (SOS), tragedi di Stadion GBLA kemarin adalah ke-77 dan 78 dalam pertandingan di sepakbola Indonesia, terhitung sejak bergulirnya Liga Indonesia edisi pertama tahun 1994/1995.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Liga 1 Kembali Ricuh, Laga Arema vs Persebaya Memakan Banyak Korban Suporter! Cek Faktanya

"Ini peristiwa yang sangat pahit buat sepakbola Indonesia karena sejatinya sepakbola itu hiburan bukan kuburan, tapi karena kurang sigapnya panitia pelaksana dalam menjalankan SOP pertandingan akhirnya harus ada korban jiwa di Piala Presiden," ujar Akmal Marhali, koordinator SOS dalam wawancara di Youtube Cocomeo Channel pasca insiden di Stadion Gelora Bandung Lautan Api tersebut.

Adapun Akmal menyebut bahwa suporter pertama yang dilaporkan meninggal dunia adalah bernama Suhermansah yang merupakan suporter Bonek saat menyaksikan laga PSIM vs Persebaya di Stadion Mandala Krida pada 28 Januari 1995.

Korban saat itu mengalami penderitaan yang sama dengan yang terjadi di GBLA, yaitu terinjak-injak saat berusaha memasuki pintu stadion.

Baca Juga: Sering Digunakan Polisi untuk Bubarkan Massa Kerusuhan, Pahami Dampak Gas Air Mata dan Cara Mengatasinya

"Ini merupakan problem terbesar sepakbola kita di mana stadion di negara kita tidak punya kapasitas untuk menjalankan aturan atau regulasi FIFA Safety and Security," lanjut Akmal.

Dalam regulasi Safety and Security FIFA, seharusnya stadion penyelenggara pertandingan menjaga keamanan dan kenyamanan bagi para suporter.

"Ini yang kemudian menjadi problem karena tidak pernah disosialisasikan oleh PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru tentang bagaimana regulasi itu dilaksanakan," ujar Akmal.

Dengan bertambahnya ratusan korban yang terjadi dalam insiden di Kanjuruhan yang telah dilaporkan berjumlah 182, berarti secara total telah berjumlah 260 orang.

Baca Juga: Jadi Saksi Mata,Supporter Ini Ungkap Kronologi Lengkap Insiden Stadion Kanjuruhan yang Merenggut Ratusan Jiwa

Jumlah tersebut dalam sepanjang sejarah sepakbola tentu saja angka yang sangat-sangat banyak.

Semoga dengan ini segalanya bisa terjadi perbaikan yang lebih serius, entah itu dari pihak Liga, Panpel, Federasi, maupun suporter.

Satu yang pasti; dengan adanya tragedi memilukan di Kanjuruhan semalam, PSSI dan sepakbola Indonesia kembali berada di ambang sanksi FIFA, sebuah konsekuensi yang pantas untuk kelalaian seluruh pihak terkait.
***

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Youtube

Tags

Terkini

Terpopuler