Assist Throw-in Pratama Arhan untuk Timnas Indonesia Bukan Strategi Baru di Sepak Bola, Begini Sejarahnya

26 September 2022, 15:08 WIB
Pratama Arhan, membuat assist dari skema lemparan ke dalam atau throw-in saat Timnas Indonesia mengalahkan Curacao /twitter/@PSSI/

JURNAL SOREANG - Kemenangan Timans Indonesia atas Curacao di laga FIFA Matchday masih menjadi perbincangan, terlebih dengan penampilan mengesankan Pratama Arhan.

Dalam kemenangan Timnas Indonesia atas Curcao dengan skor 3-2, Pratama Arhan memberikan dua assist untuk gol Fachruddin dan Dimas Drajad.

Assist pertama yang dilakukan Pratama Arhan untuk gol Fachruddin menuai perhatian karena lahir dari skema yang tak biasa.

Baca Juga: Waspada! 7 Kebiasaan Keseharian Ini Membuat Rentan Terkena Diabetes, Yuk Cari Tahu

Secara luar biasa, Arhan memberikan assist dari throw-in atau lemparan ke dalam dari sisi kiri serangan Timnas Indonesia dari jarak yang cukup jauh.

Kiriman bola hasil lemparan kuat Arhan berhasil disontek kepala Fachruddin untuk mengirim gol ke gawang Curacao.

Skema ini cukup jarang terjadi, khususnya di Indonesia, karena strategi ini membutuhkan keahlian khusus dari si pelempar bola.

Baca Juga: Galau Brutal! Berikut 5 Rekomendasi Lagu DAY6 yang Relate Cocok Didengar Sebelum Tidur, Ada Favoritmu?

Bek sayap, yang biasanya ditugaskan melakukan throw-in, harus memiliki tenaga yang sangat kuat agar bisa mengirim bola jauh hingga kotak penalti.

Beberapa pemain yang ppunya keahlian ini bahkan bisa mengirim umpan throw-in seperti mengirim bola hasil tendangan bebas, menghujam cepat dan tajam.

Namun ternyata, skema asssit throw-in yang dilakukan Arhan hari Sabtu itu bukalnlah yang pertama terjadi di sepak bola.

Baca Juga: 10 Gejala Umum Diabetes Tipe 2 yang Harus Diketahui, Apa Saja?

Jika kita merunut sejarahnya. dikutip dari the18com, long throw-in atau lemparan jauh pertama dalam sepakbola terjadi pada 1882 dalam pertandingan Inggris menghadapi Skotlandia.

Pada saat itu, regulasi mengenai bagaimana melakukan lemparan ke dalam belum secara resmi diatur, sehingga pemain boleh melakukan skema apa saja.

Si pelempat bola, Willian Guun, yang juga merupakan atlet cricket, melempar bola nyari dari pertengahan lapangan menggunakan satu tangan sehingga lemparannya mencapai kotak penalti lawan.

Baca Juga: Prediksi 3 Tim Liga 2 yang Turun Kasta ke Liga 3, Ga Nyangka Semua Tim yang Berpeluang Degradasi Alumni Liga 1

Karena kejadian tersebut akhirnya FA (Federasi Sepakbola Inggris), menerapkan aturan resmi untuk throw-in, yaitu harus dilempar dari atas kepala menggunakan kedua tangan.

Sementara pelopor strategi assit dari lemparan ke dalam diketahui mulai dipopulerkan pemain legenda Liverpool, Bill Shankly.

Saat Shankly masih menjadi pemain di Preston North End para tahun 1930-an, konon ia kerap melatih kemampuan melempar bola jarak jauh.

Baca Juga: Ingin Tetap Berpuasa, Namun Memiliki Maag dan Asam Lambung! Berikut Tips Menurut Ilmu Kesehatan

Sejak itulah throw-in mulai dijadikan salah satu strategi mencetak gol layaknya tendangan penjuru ataupun tendangan bebas tak langsung.

Jauh setelanya, pada 2019, rekor dunia untuk lemparan bola ke dalam yang paling jauh tercipta.

Menariknya, rekor ini justru berhasil dicatat oleh seorang pemain amatir asal Amerika Serikat, Michael Lewis, saat ia bermain bola bersama klub sekolanya, Mckinney Boyd High School.

Baca Juga: Tagar Gula Ramai Usai Kejadian Es Teh, Bagaimana Kurangi atau Hentikan Konsumsui Gula Berlebih?

Dikabarkan menurut pencatatan Guiness World Records, Lewsi mampu melempar bola sejauh 59,817 meter dan berbuah menjadi gol yang dikonversi oleh rekannya.

Lewis mematahkan rekor throe-in sebelumnya yang dipegang Thomas Gronnemark asal Denmark yang memiliki lemparab bola sejauh 51,33 meter.

Thomas bahkan pernah menjadi pelatih spesialis throw-in di klub Liverpool, menandakan bahwa lemparan ke dalam memang benar-benar salah satu strategi yang dilatih.

Baca Juga: Pertandingan Persahabatan : Sports Mole Prediksi Jamaika Dihancurkan Argentina 1-4  

Lebih spesifik lagi, berdasarakan statistik yang dihimpun situs Mark Stats, riset menunjukan bahwa long throw-in memang memiliki tingkat ekspektasi gol yang lebih tinggi dibanding short throw-in.

Secara khusus bahkan Mark Stats mencari sempel tim yang kerap sukses menerapkan strategi itu dan mereka menemukan nama klub Premier League, Brentford.

Brentford merupakan klub yang paling sering melakukan lemparan ke dalam jarak jaruh dan memiliki hight expected goal lebih tinggi dibanding klub Eropa lain.

Baca Juga: Jangan Tidur di Waktu - waktu Ini, Bisa Menyebabkan Perut Buncit dan Obesitas

Hal ini juga selaras dengan statistik tim tersebut di mana Brentford memiliki total tembakan ke gawang atau shots tertinggi dari skema throw-in.

Akan tetapi, istilah long throw-in mungkin lebih melakan dalam sosok pemain Stoke City di periode 2008-2010, Rory Delap.

Delap sering disorot karena kemampuannya melakukan lemparan selalu memberikan ancaman bagi pertahanan lawan.

Baca Juga: Ingin Menurunkan Badan Berat Badan Dengan Efektif? Coba Konsumsi Makanan yang Satu Ini

Tak main-main, sepanjang musim 2008/2009, throw-in yang dilakukan Delap mampu menhasilkan 53 tembakan ke gawang, 8 di antaranya menjadi sebuah gol.

Namun, keunikan yang dimiliki Delap ternyata tak disukai semua orang, salah satunya adalah kritikan yang lahir dari mulut mantan pelatih Arsenal, Arsene Wenger.

Wenger bahkan mengajukan rekomendasi kepada FA agar aturan lemparan ke dalam diubah, meski kemudian gagasan tersebut ditlak mentah-mentah.

Tampaknya Wenger cukup kesal lantaran dalam 8 kali perjamuannya ke kandang Stoke, Arsenal cuma sanggup menang satu kali.

Baca Juga: Terkuak! Jeje Punya Dua Karakter yang Berbeda, Abidzar, Keanu, Bryan Domani dan Jefri Nichol Sampai Salting

Meski skema throw-in untuk mencetak gol mungkin hanya menjadi opsi ke sekian, tetapi strategi ini bisa menjadi senjata rahasia sebuah tim.

Setalah Pratama Arhan kemarin berhasil melakukannya, bukan tak mungkin Shin Tae-yong akan lebih memfokuskan lagi skema ini sebagai taktik tersembunyi.

Terlebih, di Timnas Indonesia tak hanya Arhan yang memiliki kemampuan seperti itu, pemain U20 Robi Darwis pun pernah menciptakan assist dari lemparan ke dalam jarak jauh saat melawan Timor Leste pada kualifikasi Piala Asia U20 lalu.
***

Editor: Wildan Apriadi

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler