Winger Australia Awer Mabil Ungkap Kisah Inspiratif, Berawal dari Kamp Pengungsi Hingga Piala Dunia 2022

15 Juni 2022, 16:43 WIB
Winger Australia Awer Mabil Ungkap Kisah Inspiratif, Berawal dari Kamp Pengungsi Hingga Piala Dunia 2022 /Youtube My Football

JURNAL SOREANG - Awer Mabil ikut ambil bagian dalam kualifikasi timnas Australia ke Piala Dunia 2022.

Ia menjadi salah satu algojo The Socceroos yang berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.

Saat itu, Mabil bisa disebut sebagai salah satu penentu. Pasalnya, ia menjadi penendang terakhir Australia.

Awer Mabil mengatakan tujuannya adalah cara berterima kasih kepada Australia karena telah membawa dia dan keluarganya sebagai pengungsi.

Baca Juga: Usai Kalah Telak dari Jerman di Ajang UEFA Nations League, Media Ramai-Ramai Kritik Habis Timnas Italia

Mabil lahir dari orang tua Sudan Selatan di sebuah kamp pengungsi di Kenya. Dia kemudian dibawa ke Australia dan memiliki kehidupan yang lebih baik di sana.

"Saya tahu saya akan mencetak gol. Ini satu-satunya cara untuk berterima kasih kepada Australia, dari saya dan keluarga saya," kata pemain berusia 26 tahun itu kepada seperti dikutip Jurnal Soreang dari Marca.

"Keluarga saya meninggalkan Sudan karena perang, saya lahir di sebuah gubuk. Kamar hotel saya di sini lebih besar dari kamar yang kami miliki sebagai keluarga di kamp-kamp pengungsi," bebernya.

"Bagi Australia untuk menerima dan menampung kami, itu memberi saya dan keluarga saya kesempatan untuk hidup," tambahnya kemudian.

Baca Juga: Timnas Indonesia Lolos Piala Asia 2023, Shin Tae-yong: Kami Siap Tampil Lebih Kuat di Turnamen Mendatang

Mabil berharap kontribusinya terhadap kemenangan Australia akan membantu menciptakan narasi baru seputar pengungsi di Negeri Kanguru.

"Sekarang saya pikir saya memiliki pengaruh pada sepak bola Australia," katanya.

"Kami akan pergi ke Piala Dunia. Saya mencetak gol (penalti), banyak rekan setim saya mencetak gol, kami semua berperan," ujarnya.

"Dan ya, mungkin anak pengungsi memainkan peran besar. Jadi atas nama keluarga, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh Australia," tambahnya.

Baca Juga: Timnas Indonesia Lolos ke Final Piala Asia 2023, Ketum PSSI: Terima Kasih Semua!

Mabil mengatakan dia tiba di Australia sebagai seorang anak tepat pada waktunya untuk melihat "Generasi Emas" Socceroos bermain di Piala Dunia 2006 di Jerman.

Generasi pemain saat ini, katanya, bertekad untuk tidak terbebani oleh kenangan hari-hari ketika Tim Cahill dan Harry Kewell mengenakan kaus hijau dan emas.

"Kami ingin membuat bab kami sendiri," katanya. "Bagi saya, saya melihatnya sebagai motivasi. Sekarang saatnya kita menulis naskah kita sendiri. Lain kali kita akan langsung saja," tuturnya.

"Kami selalu melakukannya dengan cara yang sulit sebagai orang Australia, inilah saatnya untuk mengubah gambaran itu," tandasnya. ***

Editor: Azmy Yanuar Muttaqien

Sumber: Marca

Tags

Terkini

Terpopuler