JURNAL SOREANG-Tak banyak yang tahu ternyata negara Indonesia pernah unjuk diri tampil di perhelatan akbar sepak bola Piala Dunia.
Edisi Piala Dunia tersebut merupakan catatan sejarah satu-satunya Indonesia di ajang Piala Dunia yang belum ditorehkan kembali hingga hari ini.
Lalu bagaimana skuad yang memperkuat Indonesia saat itu serta keadaan perhelatan akbar yang menjadi catatan sejarah tersendiri bagi negara agraris tersebut?
Pada Piala Dunia edisi 1938, Indonesia yang kala itu nama resminya adalah Hindia Belanda menjadi perwakilan Asia pertama yang tampil dalam ajang sepakbola paling bergengsi sejagad raya.
Pada perhelatan edisi ketiga sejak pertama kali diselenggarakan 1930, FIFA menunjuk Prancis sebagai tuan rumah dan diikuti oleh 16 negara dari empat konfederasi, yaitu Asia, Eropa, Afrika dan Amerika.
Berangkat ke Perancis menggunakan kapal dengan jarak tempuh berminggu-minggu, Hindia Belanda lolos di panggung turnamen ini tanpa mengeluarkan keringat usai Jepang yang seharusnya menjadi lawan di babak playoff mengundurkan diri.
Baca Juga: 5 Negara yang Gak Pernah Disangka Pernah Tampil di Piala Dunia, Israel dan Indonesia Masuk?
Jepang yang kala itu tak mengikuti laga dikabarkan tengah mengalami perang besar dengan China.
Sebelum berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini, Hindia Belanda telah menyiapkan kekuatan skuad sepak bolanya.
Organisasi yang didirikan untuk menaungi sepakbola di sana bernama Indies Voetbal Unie (NIVU) dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI).
Sastro Sugondo selaku pimpinan PSSI saat itu, meminta NIVU untuk beradu kemampuan guna menentukan siapa yang lebih pantas mewakili Hindia Belanda menuju Prancis.
Nampaknya NIVU terlalu khawatir dengan skil lawannya, yang akhirnya tak setuju dengan kesepakatan tersebut dan memaksa pemain darinya yang harus maju di Piala Dunia.
Kendati demikian skuad perwakilan Hindia Belanda didominasi oleh pemain pribumi dari kalangan pelajar.
Dikapteni oleh seorang dokter yang menggunakan kacamata, bernama Achmad Nawir yang menempati posisi lini tengah.
Serta penjaga kotak penalti Hindia Belanda dihuni oleh Mo Heng Tan dari HCTNH Malang, serta kiper cadangan diisi oleh nama Jack Samuels berasal dari liga Hercules Batavia.
Kemudian pada posisi pertahanan ada beberapa nama bek, yaitu Dorst, Harting Houdt Braaf Stand yang membela HBS Soerabaja, Frans G. Hu Kon dari Sparta Bandung, Teilherber dari Djocoja Djogjakarta.
Pada posisi lini tengah Hindia Belanda membawa nama pemain seperti G.H.V.L. Faulhaber didikan Djocoja Djogjakarta, Frans Alfred Meeng dari SVBB Batavia, Anwar Sutan (VIOS Batavia), G. Van den Burg membela liga SVY Semarang.
Bagian lini serang terdapat deretan nama striker, yakni Tang Hing Djien dari Tong Hoa Soerabaja, Tan See Han (HBS Soerabaja), Isaac Tjaak Pattiwael (VV JOng Ambon), Suvarte Soedarmadji (HBS Soerabaja), M.J. Hans Taihuttu Voetbalvereniging (VV Jong Ambon Tjimahi), R. Telwe (HBS Soerabaja), herman Zomers (Hercules Batavia).
Pada babak pembuka, skuad Hindia Belanda dihadapkan dengan Hungaria yang datang sebagai tim unggulan.
Skuad Hindia Belanda dinilai memiliki daya serang cukup baik, namun lemah dalam lini pertahanan.
Beberapa faktor juga menjadi alasan Hindia Belanda tak mampu berbicara banyak dalam perhelatan akbar ini.
Faktor kalah postur tubuh yang lebih pendek dengan rata-rata tinggi badan 160 cm dibanding negara yang menjadi lawannya, Hindia Belanda harus dicukur habis Hungaria dengan skor telak 6:0.
Baca Juga: 20 Pemain Pencetak Penalti Terbanyak Abad Ini, Diantaranya Pernah Bermain di Piala Dunia
Kekalahan ini otomatis menghentikan langkah negara Hindia Belanda ke babak selanjutnya karena kala itu sepakbola masih menganut sistem gugur.
Sementara Hungaria mampu lolos hingga babak puncak pertandingan, namun harus dihentikan oleh sang juara kala itu, Italia yang sukses membawa pulang trofi megah ke kampung halamannya.
Ini merupakan satu-satunya catatan sejarah paling mengesankan pemain Indonesia pernah mencicipi lapangan Piala Dunia dan belum bisa terulang kembali hingga saat ini ***