5 Fakta Dibalik Penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar, dari Ancaman Perang hingga Pekerja Tewas

7 Maret 2022, 17:12 WIB
Potret gambar yang menyambut Piala Dunia 2022 yang akan diselenggarakan di Qatar/Instagram @worldcup.2022.qatar /

JURNAL SOREANG - Piala Dunia 2022 akan segera dilaksanakan beberapa bulan mendatang.

Namun masih ada beberapa polemik yang masih menghantui perhelatan Piala Dunia edisi ke-22 tersebut.

Saat ini sudah ada setidaknya 15 kontestan yang sudah memastikan lolos ke putaran final Piala Dunia 2022.

Baca Juga: Haechan NCT Berhasil Nongkrong di Posisi Pertama iTunes Berbagai Negara dengan OST Good Person

Kurang dari setahun laga-laga seru kontestan Piala Dunia akan segera terselenggara yang mempertemukan 32 tim perwakilan seluruh benua.

Namun masih ada bayang-bayang masalah yang bisa menimpa Qatar selaku tuan rumah Piala Dunia 2022.

Diantaranya masalah cuaca yang panas hingga rekor hak asasi manusia di Qatar yang agak dipertanyakan hingga saat ini.

Baca Juga: Podcast Corbuzier Bahas Sosok Lulusan SD 23 Tahun, Punya Duit Miliaran, Netizen: Sebut Saja Doni Salmanan

Berikut adalah berbagai fakta mengejutkan dibalik penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar diantaranya.

1. Iklim yang Panasnya

Iklim Asia yang berbeda dengan Eropa membuat banyak yang memprotes penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar.

Tidak seperti di tenis, FIFA tidak memiliki kebijakan untuk kondisi cuaca ekstrim di turnamennya.

Mereka hanya menyarankan pemain untuk minum banyak air. Sayangnya, mereka juga tidak menyadari bahwa cuaca panas di Qatar sejatinya dalam membuat performa pemain menjadi terganggu.

Beberapa orang mungkin mengatakan bahwa Piala Dunia telah dimainkan dalam cuaca yang sangat panas sebelumnya.

Piala Dunia juga pernah dilakukan di Meksiko dan berbagai negara di Amerika Selatan.

Namun, permainannya jauh lebih cepat, jauh lebih dinamis sekarang, sehingga suhu panas seperti ini sangat berbahaya.

Untuk mengatasi masalah panas, solusi saat ini tampaknya mengalihkan turnamen ke musim dingin, ketika suhu jauh lebih mudah diatur.

Baca Juga: Inilah 10 Anak Muda terkaya di Dunia, Usia 19 Tahun ada Yang Memiliki Harta Hingga 51 Triliun, Kok Bisa!

2. Mengganggu jadwal Liga Eropa

Masalah ini akan menghadirkan sejumlah masalah, seperti liga-liga Eropa akan memiliki jadwal yang padat dan bergesekan dengan Piala Dunia 2022.

Alasan ini cukup mendasar karena di bulan November banyak liga-liga di Eropa yang masih menyelenggarakan pertandingan liga mereka.

Sebagian besar pemain yang akan berlaga di Piala Dunia bermain untuk klub-klub Eropa.

UEFA sejauh ini merupakan konfederasi yang paling terwakili di turnamen tersebut, dengan 13 dari 32 negara dari Eropa, dan banyak pemain dari negara lain juga yang bermain di sana.

Misalnya, 30 dari 49 pemain yang dipanggil oleh Brasil saat itu dan 19 dari 23 pemain Argentina terakhir bermain untuk tim Eropa.

Sebagian besar pemain di Piala Dunia 2022, mayoritas bermain di liga Eropa oleh sebab itu diharapkan FIFA harus meninjau kembali jadwal Piala Dunia 2022 Qatar

Baca Juga: Artis Sinetron Cantik ini Sempat Main Trading Binary Option dan Rugi Rp285 Juta, Gara-Gara Indra Kenz?

3. Banyak Pekerja Tewas

Menurut Jamie Doward di The Observer, 400 pekerja migran Nepal tewas dalam konstruksi di Qatar sejak tawaran Piala Dunia dimenangkan.

Itu sudah cukup buruk, tetapi orang Nepal disana hanya sekitar 20% dari angkatan kerja, sering dipaksa untuk bekerja dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

Jim Murphy, sekretaris pembangunan internasional bayangan Inggris menyatakan fakta mengerikan.

"Orang tidak harus mati untuk membawakan kita ini atau Piala Dunia atau acara olahraga lainnya; tidak ada satu pekerja pun yang meninggal saat membangun lokasi untuk Olimpiade London 2012. Menurut TUC Internasional, Piala Dunia 2022 mempertaruhkan 4.000 nyawa…," ungkapnya dikutip dari Guardian.

Ini akan menjadi Piala Dunia yang dibangun di atas darah, oleh karena itu penting untuk kita lebih perhatian pada kondisi mereka daripada mementingkan Piala Dunia dihelat di Qatar.

Baca Juga: Alami Sulit Tidur? Coba 7 Cara Ini untuk Segera Terlelap, Nomor 5 Mudah Dilakukan

4. Infrastruktur yang belum siap

Qatar merupakan negara tanpa sejarah sepak bola yang nyata, sehingga tidak mengherankan bahwa saat ini tidak ada infrastruktur nyata yang dapat mengatasi acara sebesar Piala Dunia.

Pembangunan di Qatar diperkirakan menelan biaya sekitar $220 miliar untuk membangun stadion, hotel, dan berbagai bagian infrastruktur lain yang diperlukan.

Sebagai perbandingan, dibutuhkan $3,5 miliar untuk mempersiapkan Afrika Selatan untuk turnamen 2010, angka yang sangat jauh berbeda.

Bayangkan saja dari mana asal uang sebanyak itu yang harus di sia-siakan untuk perhelatan sepakbola.

Karena kecil kemungkinannya, seandainya Piala Dunia diambil dari Qatar besok, $220 miliar tiba-tiba akan dihabiskan untuk akar rumput sepak bola atau diberikan untuk amal, tetapi tetap saja itu tampak seperti pemborosan uang yang mengerikan.

Inilah permasalahan sebenarnya tentang betapa kurangnya infrastruktur Qatar saat ini.

Kota yang dijadwalkan menjadi tuan rumah final, Lusail City, sebenarnya belum ada.

Mereka harus membangun seluruh kota baru, sekitar 15 km utara Doha, untuk mengakomodasi turnamen.

Baca Juga: Wow, Uang Korban Binary Option Indra Kenz Bisa Kembali? Youtuber Cantik Ini Beberkan Faktanya

5. Ancaman Perang Teluk

Patut diketahui daerah Timur tengah juga dilanda konflik yang berlarut antara negara sekutu yang dikomandoi Amerika Serikat termasuk Qatar melawan Irak.

Perang tersebut dinamakan perang Teluk 1 yang pecah 1980-1988 dan perang Teluk 2 tahun 1990-1991.

Awal perang ini disebabkan karena agresi Irak pada Kuwait yang ingin menguasai aset Kuwait untuk memulihkan perekonomian mereka yang hancur karena perang sebelumnya.

Qatar menjadi negara Arab yang senantiasa bertolak belakang dengan beberapa negara Arab lainnya yang seringkali dimusuhi seperti pada tahun 2014.

Oleh karena itu kecemburuan negara Arab semakin memuncak terlebih saat ini Qatar berhasil mengukuhkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Bukan tidak mungkin Perang Teluk bisa terjadi kembali dan Perhelatan Piala Dunia juga terancam keberadaanya.

Jika direalisasikan di Piala Dunia 2022 Qatar, ada yang menilai bahwa itu bisa meningkatkan ketegangan negara-negara yang terlibat konflik diplomatik di Teluk Arab.***

Editor: Handri

Sumber: Bleacher Report

Tags

Terkini

Terpopuler