Dua Juta Akun Penyebar Hoaks Sudah Diblokir Whastapp

- 19 November 2020, 18:45 WIB
Ilustrasi WhatsApp.
Ilustrasi WhatsApp. /Muhammad Wirawan Kusuma/Pexels

 

JURNAl SOREANG - Hingga Kamis, 19 November 2020, WhatsApp telah memblokir lebih dari 2 juta akun penyebar hoaks. Tindakan ini sejalan dengan fokus pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam memerangi penyebaran misinformasi saat pandemi.

Data internal Kominfo menunjukkan, sejak 23 Januari hingga 18 Oktober terdapat 2.020 konten hoaks seputar Covid-19 beredar di media sosial. Namun yang sudah diturunkan (take down) berjumlah 1.759.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Pangerapan seperti dilansirkan Antara mengatakan, Kominfo dalam menangani konten yang berpotensi hoaks, selalu melakukan pengujian fakta, verifikasi, informasi yang masuk, ke beberapa pihak.

Baca Juga: Kades Tenjolaya Ismawanto Somantri Penuhi Undangan Klarifikasi Bawaslu Soal Video Viral

Jika memang informasi tersebu, setelah diverifikasi adalah tidak benar, kementerian akan memberi "stempel" hoaks terhadap konten tersebut.

Kominfo mengidentifikasi terdapat tiga jenis infodemi yang beredar di Indonesia, yang pertama berupa disinformasi, yakni informasi sengaja dibuat salah untuk mendestruksi apa yang sudah beredar.

Kedua, malinformasi yaitu info faktual, namun dibuat untuk orang tertentu dengan tujuan tertentu dan infodemi berupa misinformasi, yaitu informasi yang diberikan tidak tepat, namun, tidak ada unsur kesengajaan.

Baca Juga: Alhamdulillah, Arab Saudi Kembali Terbitkan Visa Umrah untuk Jamaah Indonesia

Sementara Sravanthi Dev, Direktur Komunikasi WhatsApp APAC mengatakan, WhatsApp telah mengembangkan mesin yang dapat mengidentifikasi sebuah pesan spam.

Meski demikian, dia mengatakan peran aktif dari pengguna WhatsApp juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah disinformasi ini.

"Ketika kamu melihat pesan berisi spam atau yang tidak ingin dilihat, kami ingin anda melaporkan pesan itu sebagai spam dan kita akan mengambil tindakan," kata Sravanthi Dev dalam jumpa pers virtual, Kamis, 19 November 2020.

Baca Juga: Ingin Hilangkan Rasa Malas, Ini Doa Rasulullah

Sravanthi Dev menuturkan, WhatsApp dalam beberapa tahun ini juga telah menyesuaikan rancangan produknya untuk membendung disinformasi, yaitu dengan membatasi ketentuan jumlah penerusan pesan (forwarded message) menjadi hanya ke lima kontak dalam satu waktu.

Hal ini membuat jumlah pesan yang diteruskan menurun hingga 25 persen. WhatsApp juga membarui pengaturan Privasi Grup sehingga pengguna dapat meningkatkan keamanan privasi mereka.

Kemudian WhatsApp memperkenalkan label ‘diteruskan/forwarded’ (panah tunggal) dan ‘sering diteruskan/highly forwarded’ (panah ganda), untuk mendorong agar pengguna berpikir dua kali sebelum meneruskan lagi pesan tersebut.

Baca Juga: Dede Yusuf, Inilah Yang Butuhkan Pelaku Usaha Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif

Terlebih di masa pandemi Covid-19 ini yang menurut dia semakin banyak pesan hoaks yang beredar.

"Saat pandemi ini terjadi di bulan April, kami membatasi pesan yang sering diteruskan hanya ke satu chat saja," ujar Sravanthi Dev.***

Editor: Sam

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah