Meski Penambahan Kasus Harian Meningkat, Rasio Kesembuhan Pasien Covid-19 Indonesia Naik Lagi

- 13 November 2020, 18:31 WIB
Juru Bicara Satgas Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro dalam acara Dialog ‘Antara Pengobatan dan Pencegahan: Pilih Mana?’dr. Gia Pratama, Jumat 13 November 2020
Juru Bicara Satgas Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro dalam acara Dialog ‘Antara Pengobatan dan Pencegahan: Pilih Mana?’dr. Gia Pratama, Jumat 13 November 2020 /

JURNAL SOREANG – Rasio kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia kini mencapai 82,84 persen atau naik dari sebelumnya 80,51persen.

Hal itu menunjukan tren yang semakin membaik dalam penanganan Covid-19 di negara ini, meskipun kenaikan jumlah kasus harian masih terus meningkat.

Recovery rate (rasio kesembuhan) dari seluruh total kasus Covid-19 mencapai 82.84 persen. Angka sembuh dan selesai isolasi Covid-19 meningkat dibandingkan sebelumnya, yaitu 80.51%,” kata Juru Bicara Satgas Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro dalam acara Dialog ‘Antara Pengobatan dan Pencegahan: Pilih Mana?’, yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Jumat 13 November 2020.

Baca Juga: Motif Pelaku Penyebar Video Gisel, Yusri: Ingin Menaikan Follower 

Reisa menambahkan, keseriusan pemerintah dalam menangani pasien Covid-19, juga terlihat dari suplai obat penanganan Covid-19 yang terus terdistribusi dengan cukup.

Hal itu bertujuan semata-mata untuk meningkatkan rasio kesembuhan.

Mulai  4 November 2020, obat penanganan Covid-19 itu juga sudah didistribusikan ke 34 Dinas Kesehatan Provinsi dan 779 rumah sakit di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Kedapatan Mengkonsumsi Ganja, Selebgram Syaima Salsabila Ditangkap Polisi

Selain itu, pemerintah juga terus melakukan pemenuhan suplai obat penanganan Covid-19 hingga  Desember 2020 nanti.

Jumlah tenaga medis pun mencapai 300.000 orang yang bekerja di rumah sakit rujukan Covid-19 di seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, Reisa berharap masyarakat  tidak takut untuk memeriksakan diri demi mendapatkan perawatan dan pengobatan yang optimal.

Baca Juga: PAN Gaet Kaum Milenial Berkancah Di Politik

Karena obat-obatan yang tersedia di fasilitas kesehatan, sudah sangat lengkap dan membantu.

Selain itu, upaya penanganan Covid-19, juga diikuti dengan rencana pemerintah untuk mengadakan vaksin yang juga bisa memberikan optimisme bagi masyarakat.

Sementara itu dokter Kepala Instalasi Gawat Darurat salah satu rumah sakit di Jakarta dr. Gia Pratama Putra mengatakan, setidaknya ada 3 fase yang harus dihadapinya hampir setiap hari , dalam menangani pasien Covid-19.

Baca Juga: Kota Padang Bisa Dilanda Tsunami Setinggi 10 Meter Jika Terjadi Ini

Fase pertama, meyakinkan pasien positif Covid-19 bahwa penyakit ini bisa dilalui dan pasien bisa sembuh.

“Keyakinan akan kesembuhan adalah 50 persen kesembuhan. Virus ini sebenarnya bisa kalah dengan daya tahan tubuh kita sendiri. Jadi biarkanlah bapak-ibu, tidak usah fokus pada penyakitnya. Biarkan dokter-dokter kita yang fokus pada penyakitnya. Bapak-ibu fokuslah menjaga diri dan kesehatan,” kata Gia.

Fase kedua, kata Gia, adalah saat pasien harus diisolasi, sehingga tidak boleh bertemu dengan keluarga ataupun teman.

 Baca Juga: Sebelum Olahraga, Bagi yang Berusia di Atas 50 Tahun Sebaiknya Lakukan Hal Ini Dulu

Oleh karena itu, sebagai tenaga kesehatan, dokter juga harus berperan sebagai keluarga kedua pasien Covid-19 dengan terus berkunjung dan menyemangati para mereka.

Setelah itu, barulah masuk ke fase ketiga di mana terdapat dua kemungkinan yaitu kesembuhan pasien. Datau hasil yang tidak diinginkan, meninggalnya pasien Covid-19.

Menurut Gia, mengobati memang penting, namun mencegah tetap lebih baik.

Baca Juga: Sebelum Olahraga, Bagi yang Berusia di Atas 50 Tahun Sebaiknya Lakukan Hal Ini Dulu

Ia pun sering mengimbau hal itu kepada setiap orang, baik langsung kepada pasiennya atau melalui media sosial.

Gia mengibaratkan, pencegahan dengan sebuah rumus, Ri (risikoinfeksi) = Jv (jumlah virus) dibagi i (imunitas tubuh). 

“Jadi, cara kita menurunkan risiko infeksi adalah menurunkan jumlah virus. Caranya dengan menerapkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) dan meningkatkan imunitas tubuh,” tutur Gia.

Baca Juga: Sebelum Olahraga, Bagi yang Berusia di Atas 50 Tahun Sebaiknya Lakukan Hal Ini Dulu

Gia menambahkan, cara meningkatkan imunitas itu ada tiga, yang pertama memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup dan baik yang artinya sayur dan buah harus dikonsumsi setiap hari.

Kedua, istirahat yang cukup, karena  penelitian terbaru mengatakan, manusia itu idealnya tidur 6-7 jam, tidur sebelum jam 11 malam dan bangun sebelum jam 5 pagi.

“Itu yang paling baik. Terakhir, olahraga rutin. Ini banyak yang tidak dilakukan di saat kita bekerja dari rumah. Padahal ada banyak olahraga yang bisa dilakukan di dalam rumah”, kata Gia.

Baca Juga: Sepeda Motor Di Halaman Masjid Digondol Maling, Polsek Ciparay Buru Pelaku

Selain itu, Gia mengimbau masyarakat untuk melakukan deteksi dini gejala penyakit Covid-19.

Upaya ini sangat membantu meringankan gejala Covid-19 agar tidak semakin berat nantinya.

“Saya ingin teman-teman atau masyarakat semua datang ke rumah sakit, justru ketika kondisinya belum parah. Kalau masih fase-fase awal, dahak belum kental, itu pakai obat pengencer dahak saja tidak akan menyumbat paru-paru. Jadinya tidak akan menyebabkan pneumonia parah. Selain itu sekarang tes swab juga sudah semakin cepat, dalam sehari-dua hari  sudah bisa diterima hasilnya. Harganya juga semakin terjangkau,” tutur Gia.

Baca Juga: Tak Pakai Masker di Kota Bandung Kena Denda Rp 50 Ribu

Terkait vaksin, Gia menegaskan, itu adalah salah satu puzzle penting untuk meningkatkan imunitas tubuh kita. Secara spesifik, vaksin khusus untuk melindungi diri kita dari virus Covid-19, selain tiga hal yang ia sebutkan sebelumnya.

“Dengan vaksin kita akan lebih siap lagi menghadapi virus yang masuk,” kata Gia.

Gia tetap menekankan agar masyarakat harus tetap menyadari bahwa virus korona ini nyata adanya.

Baca Juga: Doa agar Anak Dilindungi Allah SWT

Namun dengan menjalankan protokol kesehatan 3M secara disiplin, akan efektif mencegah penularan virus tersebut.

“Wajib mencegah dan melindungi diri dari penyakit. Karena yang namanya mencegah jauh lebih mudah, lebih murah, lebih berfaedah daripada mengobati,” ujar Gia. ***

Editor: Handri

Sumber: KPCPEN


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah