JURNAL SOREANG - Umat Hindu akan merayakan tradisi “Hari Raya Nyepi” untuk memperingati Tahun Baru Saka.
Perayaan ini berlangsung selama 24 jam, di mulai pada pukul 6 pagi hingga keesokan harinya, menjadikannya salah satu perayaan paling sakral.
Masyarakat Bali diharuskan berdiam diri di rumah dengan kondisi pemadaman listrik total, dan menghentikan aktivitas sehari-hari.
Baca Juga: Jadwal Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 2024 Kapan? Cek Tanggalnya di Sini
Dalam keyakinan Hindu Bali, hari raya nyepi menggambarkan upaya masyarakat untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam hidup.
Tradisi ini juga dimaksudkan sebagai pengingat akan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan. Masyarakat juga biasanya melakukan beberapa tradisi menyambut Hari Raya Nyepi.
Berikut tradisi yang dilakukan Masyarakat Bali :
1.Upacara Melasti
Masyarakat Bali berbondong-bondong membawa simbol Dewa ke pantai untuk disucikan dengan air suci. Biasanya ritual ini dilakukan di pura yang berada di dekat laut. Upacara ini dipercaya dapat membersihkan tubuh manusia dan bumi dari kejahatan roh-roh negatif.
2.Tawur Kesanga
Tradisi Kesanga melambangkan pengusiran Bhuta Kala, suatu energi negatif. Tradisi ini biasanya disertai dengan parade ogoh-ogoh yang lebih dikenal sebagai “ngerupuk” atau “pengerupukan”, dengan berbentuk sebuah makhluk mitos raksasa yang merupakan representasi dari sifat buruk dan jahat manusia, kemudian ogoh-ogoh akan diarak di sepanjang jalan dan dibakar sebagai simbol pembersih sifat jahat manusia.
3.Ngembak Geni
Memiliki arti “menyalakan api”, tradisi ini dipercaya sebagai hari pengampunan dan rekonsiliasi. Pada ritual ini masyarakat Bali mengunjungi keluarga dan teman mereka untuk meminta pengampunan dan memulai kehidupan baru.
Demikian tradisi yang biasa dilakukan masyarakat Bali menjelang perayaan Hari Raya Nyepi. Semoga tradisi ini tetap terjaga sebagai bagian dari warisan budaya. (Syahri Fadilla)*