Pemilu Damai: Pilar Demokrasi, Harmoni Sosial dan Implementasi Teori Crowd Wisdom Menurut Adli Hakim, SH,MH

- 30 Januari 2024, 20:31 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024 yang damai, luber dan jurdil. ANTARA/ilustrator/Kliwon
Ilustrasi Pemilu 2024 yang damai, luber dan jurdil. ANTARA/ilustrator/Kliwon /

Namun, penting untuk diingat bahwa kebijaksanaan massa tidak selalu memberikan hasil yang benar atau optimal. Beberapa faktor seperti polarisasi, efek gregari, atau dominasi kelompok bisa memengaruhi kualitas keputusan yang dihasilkan.

 

Oleh karena itu, penting untuk memahami dinamika dan kondisi yang mempengaruhi kebijaksanaan massa untuk mengoptimalkan penggunaannya.

Bagi rakyat Indonesia yang mengidentifikasi diri sebagai masyarakat beragama, optimalisasi teori crowd wisdom ini juga dituntun oleh aspek moral-spiritual. 

Umat Islam sebagai elemen dominan dalam struktur masyarakat Indonesia memiliki ciri khas kebijaksanaan massa tersendiri dengan panduan al_Qur’an dan hadits juga pendapat dan rekomendasi para ulama.

Baca Juga: Puluhan Ribu Jemaah Persis Kota Bandung Putihkan Tegallega untuk Palestina, Galang Dana dan Kecam Israel

Dalam hal ini para ulama memiliki peran sebagai jarum kebijaksanaan masyarakat yang seyogianya menjadi fasilitator agar momentum besar bagi masyarakat yang terdemokratisasi yaitu pemilihan umum benar benar terselenggara dengan damai. 

Di tengah menajamnya perbedaan pilihan politik, suasana damai jelang pemilu adalah syarat agar pemilihan umum menghasilkan kebijaksanaan massa yang optimal.

Damai dalam menyatakan pendapat, damai dalam mendengar pihak lain yang memiliki pandangan politik yang berbeda, damai dalam menyikapi perbedaan pandangan prioritas dalam program yang ditawarkan.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah