Pemilu Damai: Pilar Demokrasi, Harmoni Sosial dan Implementasi Teori Crowd Wisdom Menurut Adli Hakim, SH,MH

- 30 Januari 2024, 20:31 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024 yang damai, luber dan jurdil. ANTARA/ilustrator/Kliwon
Ilustrasi Pemilu 2024 yang damai, luber dan jurdil. ANTARA/ilustrator/Kliwon /

2. Aggregasi Informasi: Proses penggabungan atau aggregasi informasi dari berbagai sumber memungkinkan kelompok untuk memanfaatkan pengetahuan kolektif. Hal ini dapat dilakukan melalui diskusi, pemungutan suara, atau mekanisme lainnya.

 

3. Kemampuan Membuat Prediksi Akurat: Crowd Wisdom sering kali menghasilkan prediksi atau keputusan yang lebih akurat daripada prediksi individu.

Ketika diorganisir dengan baik, kebijaksanaan massa dapat mengatasi keterbatasan pengetahuan dan pemahaman yang mungkin dimiliki oleh beberapa anggota kelompok.

Agar kebijaksanaan massa berfungsi efektif, ada beberapa kondisi kunci yang harus dipenuhi, seperti jaminan kebebasan pendapat, independensi pemikiran, dan decentralisasi dalam pengambilan keputusan.

Kebijaksanaan massa dapat membantu mengkompensasi kesalahan individu atau bias dalam pengambilan keputusan. Dengan mempertimbangkan banyak perspektif, keputusan dapat menjadi lebih seimbang dan lebih akurat. 

Baca Juga: PERSIS Surati Bawaslu soal Banyaknya Candaan Berbau Agama dalam Kampanye, Yudi: Jangan Lagi Dilakukan!

Pada tataran praktik, Crowd Wisdom dapat ditemukan dalam berbagai konteks, mulai yang paling kita kenal yaitu pemilihan umum, analisa dan prediksi pasar saham, hingga kompetisi prediksi online.

Beberapa platform menggunakan mekanisme crowd wisdom untuk mengumpulkan dan menggabungkan pandangan dari banyak orang.

Halaman:

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah