Telusuri Kekayaan Historis dan Budaya Kepulauan Selayar, Ini yang Dilakukan Kemendikbudristek

- 28 November 2023, 05:36 WIB
Untuk melihat kembali berbagai jejak kekayaan budaya Nusantara yang ditinggalkan karena perdagangan rempah tersebut, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek bekerja sama dengan TNI AL kembali menggelar Muhibah Budaya Jalur Rempah
Untuk melihat kembali berbagai jejak kekayaan budaya Nusantara yang ditinggalkan karena perdagangan rempah tersebut, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek bekerja sama dengan TNI AL kembali menggelar Muhibah Budaya Jalur Rempah /Kemendikbudristek /

JURNAL SOREANG – Ribuan tahun silam, rempah Nusantara menjadi pintu gerbang yang membawa kesenian, keyakinan, bahasa, tradisi, dan melahirkan begitu banyak akulturasi budaya yang terjadi hari ini.

Aroma rempah mendasari para penjelajah dari penjuru dunia melakukan jelajah bahari untuk menemukan pulau rempah di Nusantara, yang kemudian membentuk Jalur Rempah.

Untuk melihat kembali berbagai jejak kekayaan budaya Nusantara yang ditinggalkan karena perdagangan rempah tersebut, Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek bekerja sama dengan TNI AL kembali menggelar Muhibah Budaya Jalur Rempah Tahun 2023.

 

Program ini merupakan sebuah pelayaran dengan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci mengarungi lintas samudra, menyusuri titik-titik rempah di Indonesia sebagai penegasan ketersambungan daerah-daerah dan konektivitas historis Indonesia melalui Jalur Rempah.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti, mengatakan, “Dengan menggunakan KRI Dewaruci, Muhibah Budaya Jalur Rempah tahun ini akan mengarungi Surabaya (Jawa Timur) menuju Kepulauan Selayar (Sulawesi Selatan), mulai 24 November 2023 hingga 28 November 2023.”

Irini menjelaskan, Muhibah Budaya Jalur Rempah bertujuan untuk menumbuhkembangkan kecintaan dan kesadaran generasi muda agar terus mencintai sejarah, kearifan lokal, serta keragaman budaya warisan nenek moyang bangsa Indonesia.

Baca Juga: Kaya Akan Rempah – Rempah, 3 Desa Wisata di Maluku Tengah Ini Strategis

Kegiatan Muhibah Budaya Jalur Rempah, lanjut Irini, menjadi simbol bangsa Indonesia membangun hubungan budaya, baik pada masyarakat di kepulauan-kepulauan Nusantara, bahkan hingga belahan dunia.

Pelayaran ini membawa 50 orang peserta yang terdiri dari peneliti, media, influencers, dan 20 anak-anak muda yang telah terpilih melalui seleksi. Antusias dari para peserta yang terdiri dari generasi muda mulai dari tahun 2022 dan 2023 ini menjadi bukti nyata untuk mendukung Jalur Rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO.

"Walaupun proses seleksi peserta hanya dibuka selama empat hari, total pendaftar untuk mengikuti pelayaran ini mencapai 535 orang,” ujarnya. Sejumlah peserta yang terpilih merupakan mereka yang memiliki prestasi, baik akademik maupun non-akademik, dan yang aktif di media sosial. Harapannya, peserta bisa mempromosikan Jalur Rempah ke masyarakat luas melalui media sosialnya masing-masing dalam bentuk foto, video, dan tulisan.

 

Selama perjalanan empat hari di atas kapal, akan ada pembekalan dan diskusi terkait kemaritiman, sejarah, dan potensi budaya Kepulauan Selayar pada masa lalu. Para tokoh atau pembicara yang akan berbagi ilmunya di atas kapal, di antaranya Idham Bachtiar Setiadi (Antropolog), Taqyuddin (Dosen Geografi Universitas Indonesia), Abdul Rahman Hamid (Sejarawan), Seto Nurseto (Peneliti Kuliner Indonesia), Dicky Bisinglasi (Fotografer), dan Ramon Y. Tungka (Influencer).

Pelepasan pelayaran KRI Dewaruci dilaksanakan di Dermaga Madura Tengah Koarmada II Surabaya, Jawa Timur, 24 November 2023.

Sesampainya di Selayar, seluruh peserta akan diajak menelusuri berbagai jejak historis dan kearifan lokal Kepulauan Selayar melalui Festival Kelapaku Budayaku, Lautku Kehidupanku dari 28 November s.d. 1 Desember 2023.

 

Pada festival ini, peserta bisa menyaksikan kekayaan budaya Kepulauan Selayar, mulai dari Ritual A’runtung, Attojeng, Anjoro Tahuni, Abokong Burane, Ritual Assulo Massal, serta mengunjungi Museum Nekara untuk melihat jejak perdagangan rempah masa silam, yaitu nekara perunggu dan jangkar kuno.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Kemendikbudristek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah