,“Saya minta seluruh elit politik supaya lebih dewasa, dalam mensikapi, tidak termakan pola-pola komunikasi politik populis dan praktik politik identitas yang berakibat timbulnya perpecahan,” kata Chriswanto.
Bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman suku, agama, dan ras, menurut KH Chriswanto merupakan ladang subur tumbuhnya politik identitas. Apalagi, untuk keperluan instan menarik suara, politik identitas sangat rentan digunakan para elit politik.
Ia pun berpesan, agar masyarakat tidak terprovokasi dan menyadari, Indonesia ini dibangun atas dasar perbedaan, “Dan sudah seharusnya perbedaan itu tidak dipermasalahkan lagi,” paparnya.
Ia pun juga mengimbau para elit politik untuk menyadari risiko perpecahan, bila masih menggunakan gaya lama dalam kampanye Pemilu.
Selain itu, ia juga meminta pihak-pihak lain jangan menunggangi tahun politik demi popularitas.
“Membuat kegiatan yang mendiskriminasi pihak lain di tahun politik, justru motifnya perlu dicurigai. Sekadar untuk popularitas atau memang ingin memecah belah bangsa,” tegas KH Chriswanto.
Antara popularitas dan ingin memecah belah bangsa, menunjukkan ketidakdewasaan dalam berbangsa dan bernegara.
Baca Juga: Silaturahmi dengan Wapres KH Ma'ruf Amin, Begini yang Dipaparkan LDII