Menteri PPPA: Kemandirian Perempuan Dayak Kalimantan Harus Dipertahankan

- 24 September 2023, 17:16 WIB
menteri PPPA bersama perempuan Dayak di Kapuas / kemenpppa
menteri PPPA bersama perempuan Dayak di Kapuas / kemenpppa /

JURNAL SOREANG – Perempuan Dayak di Indonesia diperkirakan berjumlah 6 juta jiwa dan rata-rata masih memiliki akar adat yang kuat. 

Seperti kelompok perempuan lainnya, perempuan Dayak mempunyai potensi besar untuk percaya diri dan mandiri jika diberi kesempatan untuk berkembang.

Bertempat di Rumah Utus Betang Manggatas Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, para pengurus Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Katingan mengikuti sosialisasi Kesetaraan dan Keadilan Gender.

Baca Juga: Nanti Malam! KLik Link Siaran Langsung Persija Jakarta vs Bali United, Sudah Gratis dan Resmi

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga langsung datang. 

Menteri PPPA menyampaikan, strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) kesetaraan dan keadilan gender akan terus dikoordinasikan agar perempuan dapat memperoleh pengetahuan tentang hak-haknya, kesempatan kerjanya, kondisi kerjanya. keputusan mengenai peluang bisnis mereka.

“Perempuan Dayak mempunyai kemampuan daya juang yang tinggi dan menghormati budaya dimana mereka berada. Enam juta perempuan ini sejumlah besar orang yang memiliki kemampuan khusus dan membutuhkan bantuan. Perempuan bukanlah populasi yang lemah. Kekuatan perempuan hanya ada jika perempuan lain saling mendukung dan menginspirasi untuk maju bersama. Harus diterima bahwa budaya patriarki masih menjadi kendala besar dan harus kita upayakan untuk meredamnya. Kini, banyak perempuan yang aktif, mandiri secara ekonomi, dan terlibat dalam pembangunan. Kemandirian perempuan Dayak harus dijaga.” Ujarnya.

Baca Juga: Mengulik Sejarah dan Keunikan Cibaduyut: Sentra Sepatu, Kuliner, dan Ziarah

Menurut Menteri PPPA, LPDN harus menjadi mitra strategis Badan PPPA untuk dapat bersama-sama menyelesaikan permasalahan perempuan dan anak serta memungkinkan perempuan Dayak memperoleh kekuatan ekonomi.

“Jika perempuan berdaya secara ekonomi dan melihat kesetaraan gender, maka mereka akan mempunyai posisi bisnis, baik di keluarga maupun di masyarakat. Secara tidak langsung, mereka mempunyai kesempatan untuk tidak menjadi korban kekerasan, tidak mudah dieksploitasi dan mencegah perkawinan anak. Pemasaran yang peka gender adalah akar dari semua masalah yang dihadapi perempuan dan anak-anak. “Kami mengharapkan kerja yang baik dari LPDN,” sambungnya.

Ketua Umum LPDN Nyelong Inga Simon mengatakan LPDN merupakan pihak yang sejalan dengan filosofi Rumah Betang, yaitu rumah besar yang memadukan kekuatan keluarga Dayak untuk bergotong royong membangun kehidupan bersama.

Baca Juga: Ingin Menjelajah Keindahan Sejarah Kota Bandung, Berikut Museum yang Bisa Dikunjungi

Di Rumah Betang, menurut Nyelong, tercipta solidaritas, rasa senasib dan sepenanggungan, berat sama dipikul ringan sama dijinjing, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi.

Laki-laki dan perempuan, suami dan istri, memiliki peran berbeda yaitu saling menghormati dan mendukung untuk menjamin kelangsungan hidup mereka.***

Editor: Yoga Mulyana

Sumber: kemenpppa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah