Network
JURNAL SOREANG - PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan energi nasional menunjukkan peran pentingnya dalam menghadapi perubahan iklim. Dalam upayanya, Pertamina menjalankan dua strategi utama.
Pertama, mereka melakukan upaya dekarbonisasi dalam operasional bisnis eksisting.
Kedua, Pertamina membangun dan mengembangkan energi transisi melalui bisnis hijau seperti hydrogen, ammonia, dan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).
Baca Juga: Menko Luhut Binsar Pandjaitan Bersama Perdana Menteri Tiongkok Naik Kereta Cepat Jakarta Bandung
Emma Sri Martini, Direktur Keuangan Pertamina, mengungkapkan hal ini pada panel diskusi di acara ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berjudul "on the Prospect of Green Infrastructure Investment Across Different Areas of the Indo Pacific".
Pertamina memiliki mandat untuk menjaga kedaulatan energi Indonesia, dan mereka juga mendukung upaya Pemerintah dalam mencapai Net Zero Emission untuk menjaga perubahan iklim.
Untuk itu, Pertamina meningkatkan alokasi investasi pada bisnis baru terbarukan, terutama melalui subholding Pertamina New and Renewable Energy (PNRE).
Baca Juga: Ada Messi? Cek Prediksi Starting Line up Argentina di Laga Kualifikasi Piala Dunia 2023 CONMEBOL
Emma menjelaskan bahwa saat ini sebagian besar pendapatan Pertamina berasal dari bisnis fossil. Namun, di masa depan, energi baru terbarukan akan semakin meningkat.
