“Tapi, ketika kemarin dia melakukan pendekatan dengan PKB, itu artinya tamatlah pendekatan dia dengan PDIP,” kata Obsatar. “Dengan kata lain, hutang Bu Mega untuk mengawinkan Pabowo dengan kader PDI sudah selesai.”
Di kota Bandung, baliho Prabowo yang bersanding dengan tokoh PKB Muhaimin Iskandar saat ini sudah banyak terlihat di angkot dan di jalan-jalan.
Bagaimana kalau Jokowi maju lagi sebagai wakilnya Prabowo, seperti yang pernah terdengar selentingannya ?
“Tidak bisa, undang-undangnya sekarang tidak memungkinkan untuk itu,” ujar Obsatar. “Sekarang sudah jelas tidak mungkin, bupati saja tidak bisa maju lagi jika sudah dua periode terus turun jadi wakil bupati,”
Baca Juga: Jenderal M. Jusuf, Panglima Sederhana, Ini Kenangan dan Tanggapan Prabowo Subianto
Menurut Obsatar, Prabowo mempunyai keuntungan masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan yang memberinya panggung politik, dan berbeda halnya dengn kepala daerah yang sudah habis masa jabatannya sebelum pilpres dimulai.
“Misalnya Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, mereka akan selesai panggung politiknya bersamaan dengan masa jabatannya,” timpalnya.
Menurut Obsatar, ada tiga faktor penting yang harus dimiliki oleh seorang calon presiden Indonesia.
Baca Juga: Gus Umar Semprot M Qodari yang Dorong Jokowi-Prabowo Maju Pilpres 2024: Diotaknya Cuma Uang Saja
“Pertama, dia harus orang Jawa. Kedua, dia harus punya popularitas nasional. Dan ketiga, dia didukung partai besar,”
Siapakah dia ? Silahkan anda tafsirkan sendiri, karena saat ini, asal-usul bakal calon presiden yang populer di masyarakat, beserta partai pendukungnya sudah sangat jelas. ***