Mengerikan, Gempa Magnitudo 8,7 dan Tsunami di Selat Sunda, BMKG: Bisa Terjadi Sewaktu-waktu

- 16 Januari 2022, 13:02 WIB
Ilustrasi gelombang Tsunami akibat gempa di Selat Sunda.
Ilustrasi gelombang Tsunami akibat gempa di Selat Sunda. /Pexels/JessLoiterton/

 

JURNAL SOREANG - Segmen Megathrust Selat Sunda yang bisa memicu gempa lebih besar hingga magnitudo 8,7. Hal ini bisa jadi ancaman yang perlu di waspadai.

Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menuturkan, segmen megathrust Selat Sunda, salah satu zona seismik gap di Indonesia yang harus diwaspadai. Alasannya selama ratusan tahun belum terjadi gempa besar.

"Gempa Ujung Kulon, Banten sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya. Sebab segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7. Ini juga dapat terjadi sewaktu-waktu, ancaman yang sesungguhnya," kata Daryono seperti dilansirkan Antara, Minggu 16 Januari 2022.

Menurut Daryono, saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi gempa tersebut kapan terjadinya.

Baca Juga: Sering Beli Produk Fashion? Pertimbangkan Dampak Berikut Ini

Namun kondisi ratusan tahun belum terjadi gempa besar di Selat Sunda, harus diwaspadai sebab berada di antara dua lokasi gempa besar yang merusak dan memicu tsunami.

Kedua gempa itu adalah Gempa Pangandaran magnitudo 7,7 pada 2006 dan Gempa Bengkulu magnitudo 8,5 pada 2007.

Sementara berdasarkan catatan sejarah gempa dan tsunami, di wilayah Selat Sunda sebenarnya sudah sering terjadi tsunami.

Tsunami Selat Sunda tersebut terjadi tahun 1722, 1852, dan 1958 karena gempa.

Sedangkan tsunami akibat erupsi Gunung Krakatau terjadi pada tahun 416, 1883, 1928, 2018.

Baca Juga: NGERI, Gempa Ujung Kulon Belum Apa-apa, Gempa Ini Justru Ancaman Sesungguhnya yang Harus Diwaspadai

Tsunami lainnya terjadi yang terjadi tahun 1851, 1883 dan 1889 dipicu aktivitas longsoran.

Dijelaskan Daryono, gempa dan tsunami merupakan proses alam yang tidak dapat dihentikan dan diprediksi kapan terjadi.

"Karena dalam ketidakpastian kapan terjadinya, kita masih dapat menyiapkan upaya mitigasi konkret. Salah satunya membangun bangunan tahan gempa, memodelkan bahaya gempa dan tsunami hingga model ini sebagai acuan mitigasi," katanya.

Langkah lainnya perencanaan wilayah berbasis risiko gempa dan tsunami, menyiapkan jalur evakusi, memasang rambu evakuasi, membangun tempat evakuasi, berlatih evakuasi/drill secara berkala, termasuk edukasi evakuasi mandiri.

Baca Juga: Penelope Cruz Jadi Aktris Terbaik San Diego Film Critics Society, Diprediksi Masuk Nomine Piala Oscar 2022

"BMKG juga akan terus meningkatkan performa peringatan dini tsunami lebih cepat dan akurat," tegasnya.***

Editor: Sam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah