Network
JURNAL SOREANG - Awalnya, bangunan RS PGI Cikini bukanlah rumah sakit, namun merupakan rumah pelukis Raden Saleh.
Pada Juni 1897, Dominee Cornelis de Graaf dan istrinya menjadikan bangunan Rumah Pelukis Raden Saleh sebagai balai pengobatan.
Saat pendudukan Jepang, tepatnya tahun 1942 hingga 1945, RS PGI Cikini yang saat itu bernama RS Tjikini dijadikan rumah sakit untuk Angkatan Laut Jepang (Kaigun).
Baca Juga: Unik! Situs Kencan Ini Melayani Jomlo yang Ingin Punya Pasangan Berbadan Tinggi
Setelah pendudukan Jepang, RS Tjikini dioperasikan oleh RAPWI dan DVG hingga akhirnya pada tahun 1948 dikembalikan pengelolaannya kepada pihak swasta.
Tahun 1957, pengelolaan RS Tjikini diserahkan kepada DGI (Dewan Gereja-Gereja di Indonesia) dengan Prof. Dr. Joedono sebagai pimpinan sementara.
Selanjutnya diangkat dr. H. Sinaga sebagai direktur pribumi pertama RS Tjikini, dan kemudian diubah namanya menjadi Yayasan Rumah Sakit DGI Tjikini.
Pada 31 Maret 1989, sehubungan dengan perubahan nama DGI menjadi PGI, dan adanya ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Baca Juga: Wow! Situs Kencan Ini Disediakan Khusus Bagi Mereka yang Menderita Penyakit Mental
Maka nama Yayasan RS DGI Tjikini disempurnakan menjadi Yayasan Kesehatan PGI Cikini.
