Hal itu, sebagai simbol bahwa sebentar lagi calon pengantin wanita tersebut akan menjadi seorang istri dari calon pengantin pria yang sudah meminangnya. Hingga kini, tradisi ini masih terus dipertahankan oleh masyarakat suku Bima.
Baca Juga: Punya Persoalan dan Belum Ada Solusinya? Ustadz Adi Hidayat Memberikan Pencerahan
4. Tenun Tembe Nggoli
Zaman dahulu, para wanita dari suku Bima diwajibkan memiliki keahlian dalam menenun. Keahlian menenun ini lalu diwariskan secara turun-temurun kepada anak-anak sejak usia belia oleh para Ibu mereka dan terus diturunkan ke generasi selanjutnya hingga kini.
Salah satu hasil kain tenun tradisional khas dari Bima ini adalah Tembe Nggoli. Bagi masyarakat Bima, sarung tenun Tembe Nggoli ini adalah warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan hingga kini.
5. Rimpu
Rimpu merupakan tradisi berbusana untuk kaum perempuan suku Bima dengan menggunakan sarung tenun khas Bima yaitu “Tembe Nggoli”.
Baca Juga: Keterlaluan! Siram Air Keras ke Istrinya Hingga Tewas, Seorang WNA Ditangkap di Bandara Soetta
Cara pemakaiannya membutuhkan dua lembar kain, yaitu satu lembar kain pertama yang dililitkan ke kepala dan menyisakan bagian terbuka untuk wajah, lalu sisa kain dijulurkan hingga ke perut menutupi lengan dan telapak tangan.
Kemudian untuk kain kedua dikenakan dengan cara melipatkan kain di pinggang hingga ke bawah seperti penggunaan kain sarung pada umumnya.***