Tradisi di Pulau Bali yang Masih Dilestarikan, Nomor 5 Ada Pemakaman Unik

- 13 November 2021, 15:30 WIB
Tradisi di Pulau Bali yang Masih Dilestarikan, Nomor 5 Ada Pemakaman Unik
Tradisi di Pulau Bali yang Masih Dilestarikan, Nomor 5 Ada Pemakaman Unik /

JURNAL SOREANG - Tradisi unik yang digelar pada sejumlah tempat di pulau Bali, akan menjadi hal yang istimewa bagi masyarakat,

Keanekaragaman budaya Dan tradisi Unik Di Pulau Bali, bisa menjadi salah satu objek wisata yang akan menarik perhatian wisatawan baik lokal maupun wisatawan asing.

Dikutip Jurnal Soreang dari berbagai sumber, berikut macam-macam tradisi unik yang ada di beberapa tempat di pulau Bali.

1. Tradisi Mesbes Bangke

Tradisi Mesbes Bangke atau mencabik-cabik mayat memang terlihat mengerikan dan menyeramkan. Jasad atau mayat seseorang yang akan dikremasi (ngaben), akan dicabik-cabik oleh warga Banjar Buruan sebelum menuju tempat pembakaran mayat.

Baca Juga: Budaya Unik Suku Bali, Salah Satunya Pawai Ogoh Ogoh, Ini Maksudnya

Tradisi hanya ini berlaku untuk mereka yang ngaben sendiri (pribadi) tidak berlaku untuk ngaben massal.

2. Mekare-Kare

Mekare-kare ini dikenal juga dengan perang pandan, tradisi unik di pulau Bali hanya dilakukan di desa tradisional Tenganan, Karangasem yang dikenal juga sebagai desa Bali Aga.

Perang dilakukan berhadap-hadapan satu lawan satu dengan masing-masing memegang segepok pandan berduri sebagai senjata. Desa Tenganan juga merupakan salah satu desa Bali Aga.

3. Mekotek

Tradisi Mekotek di Munggu, prosesi atau ritual Mekotek ini hanya bisa ditemukan di desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung.

Baca Juga: Fakta Menarik Suku Tengger, Suku Asli yang Menjaga Tradisi yang Berbeda dengan Tradisi India

Pada mulanya tradisi Mekotek, menggunakan tongkat besi, untuk menghindari agar peserta tidak ada yang terluka, maka digunakanlah kayu Pulet sepanjang 2-3.5 meter yang kulitnya sudah dikupas sehingga terlihat halus.

4. Omed-Omedan

Digelar setahun sekali, bertepatan saat hari Ngembak Geni atau sehari setelah hari Raya Nyepi, tradisi unik dimulai sekitar pukul 14.00 selama 2 jam.

Prosesi ini hanya diikuti oleh muda-mudi atau yang belum menikah dengan umur minimal 13 tahun, omed-omedan berarti tarik menarik antar pemuda dan pemudi warga banjar dan terkadang dibarengi dengan adegan ciuman di antara keduanya.

Baca Juga: Tradisi Unik Suku Osing yang Masih Dilestarikan Oleh Warganya, Nomor 1 Paling Khas

5. Pemakaman Desa Trunyan

Jika ada orang meninggal di desa Trunyan, maka tubuh atau jasad orang tersebut hanya diletakkan di bawah pohon Menyan.  Jasad tersebut diletakkan di atas tanah tanpa dikubur, hanya dipagari oleh bambu (ancak saji) agar tidak dicari oleh binatang atau hewan liar.

Anehnya tidak sedikitpun dari jasad tersebut berbau busuk, sampai akhirnya tinggal tersisa tulang belulang saja, dan tulang belulang itu nantinya diletakkan pada sebuah tempat di kawasan tersebut.

6. Gebug Ende Seraya

Atraksi ini dikenal juga dengan perang rotan, yang mana dua orang laki-laki berhadap-hadapan dan saling serang dengan sebatang rotan sepanjang 1.5-2 meter.

Kemudian tangan satunya memegang tameng untuk menangkis serangan lawan, diantara keduanya dibatasi dengan batang rotan (garis tengah) agar tidak masuk ke wilayah lawan.

Baca Juga: Budaya dan Tradisi Suku Madura, No 2 yang Mengerikan di Antara yang Lainnya

7. Tradisi Makepung

Tradisi Makepung di pulau Dewata Bali hanya bisa ditemukan di kabupaten Jembrana, sehingga dengan tradisi Makepung ini, kabupaten Jembrana dikenal juga dengan “Bumi Makepung”.

Adu kecepatan dengan kerbau yang dikendalikan oleh seorang joki atau sais, berlomba mengejar kerbau yang berpacu di depannya.

Pemenangnya ditentukan oleh kerbau yang mampu mempersempit atau memperlonggar jarak pacuan antara dua pasang kerbau yang berkejar-kejaran, tidak ditentukan siapa yang lebih dulu ke garis finish.

Baca Juga: Bentuk Keikhlasan Terhadap Keluarga yang Sudah Tiada, Orang Bali Selalu Menggelar Upacara Tradisi Ngaben

8. Tradisi Megibung Di Karangasem

Tradisi makan bersama saat ada hajatan upacara adat menjadi budaya masyarakat Karangasem di Bali Timur, seperti saat ada acara pernikahan, otonan, 3 bulanan ataupun upacara adat lainnya, masih bertahan sampai sekarang ini di Kabupaten Karangasem.***

Editor: Sarnapi

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah