Komisi IX Kritisi Kebijakan Tes PCR dan APD Petugas di Bandara Soetta Tangerang Banten

- 28 September 2021, 11:40 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhayati mengkritik perlengkapan alkes da bandara Soetta Tangerang Banten.
Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhayati mengkritik perlengkapan alkes da bandara Soetta Tangerang Banten. /Yusup Supriatna /dpr.go.id

JURNAL SOREANG - Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhayati menyoroti beberapa hal mengenai kebijakan di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Di antaranya adalah mengenai tes PCR dan penggunaan APD untuk petugas di bandara.

Hal itu disampaikan Nurhayati dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IX DPR RI ke Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot Zodiak Capricorn, Aquarius dan Pisces 28 September 2021 Lihat Sampai Akhir

Pihaknya mendapati informasi bahwa tes PCR untuk para petugas bandara dilaksanakan hanya satu bulan sekali.

"Kami mengimbau otoritas terkait lebih sering lagi melakukan PCR untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," ucap Nurhayati, sebagaimana dikutip dari dpr.go.id yang diunggah pada Senin, 27 September 2021.

Selain itu, Nurhayati juga menginginkan petugas yang berhubungan langsung dengan penumpang memakai APD.

"Walaupun memang bukan APD yang tertutup sekali seperti nakes, tetapi memakai pelindung diri," sambung Nurhayati.

Baca Juga: Wilayah Sultan Hassanal Bolkiah, Berikut 3 Penguasa Brunei Darussalam yang Merayakan Yubileum Emas

Politisi PPP itu juga menemukan adanya kendala dalam validasi dokumen bagi pelaku perjalanan internasional.

Menurutnya, terlalu banyak pos-pos validasi yang melelahkan bagi pelaku perjalanan internasional yang sudah bepergian selama belasan jam.

Ia berharap agar ada sistem yang bisa mengintegrasikan secara sederhana namun tetap mengutamakan keamanan dan keselamatan agar dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi IX DPR RI, Nur Nadlifah juga mengatakan hal yang senada.

Baca Juga: Masjid Sultan Omar Ali Saifudin, Simbol Kemakmuran Rakyat Brunei Darussalam Pimpinan Sultan Hassanal Bolkiah

Ia sepakat bahwa proses yang harus ditempuh oleh pelaku perjalanan Internasional dinilai melelahkan karena harus menempuh waktu yang cukup lama dan harus menghadapi proses validasi yang cukup panjang.

Politisi PKB tersebut khawatir hal ini dapat menyebabkan terjadinya penyebaran Covid-19.

"Saya setuju dengan teman-teman bahwa prosesnya terlalu panjang. Orang dari perjalanan jauh, misalnya jalan 7-8 jam di pesawat, ada yang 12 jam. Begitu mendarat pasti lelah, jetlag, belum lagi menghadapi proses yang sangat panjang, belum lagi itu di waktu yang tidak pas," urai Nur.

Apabila tim penanganan Covid-19 bandara tidak menyediakan mekanisme yang sederhana, justru pada saat imunitas pelaku perjalanan turun karena lelah, potensi terinfeksi Covid-19 akan lebih besar.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot Zodiak Aries, Taurus dan Gemini 28 September 2021 Anda Berurusan Dengan Penindas

"Saya sepakat bahwa harus cepat iya, tapi tidak harus ribet. Mungkin ini bisa lebih disederhanakan," tutup Nur.***

Editor: Rustandi

Sumber: dpr.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah