Polisi ‘Sigap’ Tangkap Kritikus Jokowi, Anita Wahid Gus Dur: Sekali Insiden, Dua Kali Kebetulan, Tiga Kali...

- 14 September 2021, 21:52 WIB
Putri Presiden ke-4 Gus Dur, Anita Wahid melontarkan pendapatnya atas tindakanpolisi begitu sigap tangkap pengkritik Jokowi.
Putri Presiden ke-4 Gus Dur, Anita Wahid melontarkan pendapatnya atas tindakanpolisi begitu sigap tangkap pengkritik Jokowi. /@anitwahid


JURNAL SOREANG - Putri Presiden ke-4 Gus Dur, Anita Wahid melontarkan pendapatnya atas tindakan yang diperlihatkan polisi begitu sigap menangkap pengkritik Presiden Jokowi.

Dengan nada sindiran, Anita Wahid kemudian mengutarakan beberapa analisisnya menyusul penangkapan terbaru yang dilakukan polisi kini terhadap 10 mahasiswa dari UNS, Solo.

“Satu kali adalah kecelakaan atau insiden. Dua kali, itu kebetulan. Tiga kali, itu adalah pola,” kata Anita Wahid, Selasa 14 September 2021 melalui akun Twitter-nya @AnitaWahid.

Baca Juga: Gus Nadir Soroti Sikap Netizen Ledek Anies Baswedan Saat Tercebur Got: Kita Belum Mencapai Politik Ala Gus Dur

“Eh, udah ke berapa kali ya ini?,” ujar Putri Gus Dur itu menyinggung soal penangkapan 10 mahasiswa UNS oleh polisi.

Sebelumnya, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menentang keras sejumlah langkah pemerintah dalam upaya membatasi kebebasan berpendapat dan berekspresi.

“Kami menilai bahwa pemerintahan saat ini memiliki upaya yang tinggi dalam membatasi kebebasan berpendapat dan berekspresi oleh masyarakat,” tulis akun Twitter resmi KontraS, Selasa 14 September 2021.

Baca Juga: Innalillahi, Mantan Jubir Presiden Gus Dur, Wimar Witoelar, Meninggal Dunia dalam Usia 75 Tahun

KontraS menyebut pembatasan kebebasan berekspresi yang belakangan hadir justru menunjukkan bahwa Negara tak lagi setia pada demokrasi, melainkan menunjukkan gejala otoritarianisme.

“Berdasar data KontraS sejak Januari 2021, sedikitnya ada 26 kasus pembatasan kebebasan bereskpresi,” cuit akun KontraS melanjutkan.

KontraS memandang pendekatan keamanan, seperti penangkapan sewenang-wenang, kritik berujung UU ITE, pembungkaman, dan lain-lain justru akan semakin mencederai upaya penyampaian kritik yang dilakukan oleh masyarakat.

Baca Juga: Tanggapi Video Santri Tutup Telinga Saat Dengar Musik, Hidayat Nur Wahid: Apa Pemerintah Melarang?

Hal ini, disampaikan KontraS, dapat mengakibatkan timbulnya ketidakpercayaan pada pemerintahan.

Sebagai informasi, sebanyak 10 mahasiswa UNS ditangkap oleh aparat usai membentangkan poster saat Jokowi berkunjung ke Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Senin 13 September 2021.

Poster yang dibuat mahasiswa UNS dari karton itu berisi kritikan dan harapan kepada Jokowi. Di antaranya soal pembenahan KPK dan pengusutan pelanggaran HAM.

Baca Juga: Sentil Bima Arya, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid: Cuitan Presiden @jokowi Tetap Relevan

“Pak tolong benahi KPK,” begitu bunyi salah satu poster yang dibentangkan mahasiswa UNS kepada rombongan Jokowi di depan kampus UNS, Jalan Ir Sutami, sebelum ditangkap.

Untuk diketahui, kejadian penangkapan karena mengkritik Jokowi menggunakan poster sempat terjadi juga saat presiden berkunjung ke Blitar.

Kala itu, seorang warga Blitar ditangkap aparat usai membentangkan poster berisi harapan agar Jokowi memperhatikan nasib peternak karena harga jagung saat ini.

“Pak Jokowi bantu peternak beli jagung dengan harga wajar!,” begitu isi poster yang dibentangkan warga menggunakan selembar karton.***

Editor: Handri

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x