JURNAL SOREANG-Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kegiatan sosial dan ekonomi saat ini bisa dilonggarkan.
Namun, hal itu hanya dapat dilakukan apabila kasus penularan di masyarakat rendah dan jika kasus kronis yang masuk ke rumah sakit juga rendah.
Jokowi mengkhawatirkan, jika kebijakan pengetatan mobilitas dilonggarkan sementara kenaikan kasus positif masih tinggi maka akan menyebabkan kondisi fasilitas kesehatan di Indonesia menjadi kolaps.
Baca Juga: Lebih dari 1.000 Tenaga Kesehatan Gugur karena Covid-19, Wakil Ketua DPR Nyatakan Indonesia Berduka
“Bayangkan kalau pembatasan ini dilonggarkan, kemudian kasusnya naik lagi, dan kemudian rumah sakit tidak mampu menampung pasien-pasien yang ada. Ini juga akan menyebabkan fasilitas kesehatan kita menjadi kolaps. Hati-hati juga dengan ini,” ungkap Jokowi saat memberikan arahan kepada kepala daerah se-Indonesia melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin 19 Juli 2021.
Jokowi juga mengingatkan WHO telah memperkirakan munculnya kembali varian baru dari Covid-19.
Varian baru ini bisa menyebabkan pandemi berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
“Akhir dari pandemi ini belum bisa diprediksi setelah varian pertama, kemudian datang varian Delta. Tiga hari yang lalu WHO menyampaikan diperkirakan akan muncul lagi varian baru. Varian baru lagi dan ini akan menyebabkan pandemi bisa lebih panjang dari yang kita perkirakan. Artinya kita butuh ketahanan nafas yang panjang,” jelasnya.
Baca Juga: Catat! Mengapa Anak-anak dan Remaja Lebih Kebal dari Serangan Covid-19, Berikut Penjelasannya