"Kemungkinan akan memberikan perlindungan terhadap infeksi di masa depan," jelasnya.
Para peneliti dari Duke Human Vaccine Institute, mengulas kembali respon imun SARS-CoV-2 terhadap 69 anak dan remaja yang diteliti.
Anak-anak tersebut antara lain berusia dua bulan sampai 21 tahun dengan usia rata-rata peserta adalah 11,5 tahun, setengah antaranya adalah laki-laki.
Para ahli mengukur respon kekebalan tubuh pada anak-anak dan remaja yang menderita infeksi SARS-CoV-2 tanpa gejala dan gejala ringan.
Ternyata respon antibodi tidak dibedakan oleh ada atau tidaknya gejala.
Antibodi penetralisir SARS-CoV-2 baru terdeteksi setelah empat bulan dinyatakan positif Covid-19.
Mereka membandingkan respon imun yang terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.
Baca Juga: Pemerintah Buka Keran Impor Demi Jamin Ketersediaan 3 Jenis Obat Terapi Covid-19
Hasilnya baik anak-anak maupun dewasa, keduanya memiliki tingkat imun yang sama bahkan anak-anak memiliki kekebalan yang sedikit lebih baik.***