STOP Hoaks! Jangan Perlambat Cakupan Vaksinasi Covid-19 dan Kekebalan Kelompok Demi Indonesia Bebas Pandemi

- 6 Juni 2021, 20:11 WIB
Hoaks Vaksin Sinovac punya efek samping pembesar alat kelamin
Hoaks Vaksin Sinovac punya efek samping pembesar alat kelamin /covid.go.id/


JURNAL SOREANG - Peredaran berita bohong (hoaks) soal vaksin Covid-29 masih menjadi kendala percepatan vaksinasi dan tercapainya kekebalan kelompok (Herd Immunity) di Indonesia.

Pemerhati Imunisasi Dr Julitasari Sundoro, MSc, MPH, mengaku dirinya sering tidak mengerti mengapa masih saja ada orang-orang mau repot-repot membuat hoaks.

“Padahal hal ini merugikan program vaksinasi, sehingga berimbas pada rendahnya cakupan vaksinasi, tidak hanya vaksinasi Covid-19,” ujarnya Minggu 6 Juni 2021.

Baca Juga: Orang Tua Harus Waspada, Meski Tak Bergejala, 40 Persen Anak Terpapar Covid-19 Beresiko Fatalitas Tinggi

Julitasari mengimbau agar masyarakat untuk bersikap lebih cerdas dan menyaring informasi, hanya dari dari institusi yang kredibel dan dapat dipercaya.

“Institusi seperti Kemenkes dan Kemkominfo perlu jadi rujukan agar masyarakat jangan menelan mentah-mentah suatu berita dan informasi. Kita harus cek kembali kalau ragu dan tidak langsung menyebarkannya,” katanya.

Menurut Julitasari, sebenarnya kandungan vaksin Covid-19 adalah antigen dari virus SARS-CoV-2, yang diperlukan untuk membentuk antibodi.

Baca Juga: Tempat Perawatan Pasien Covid di Al Ihsan Hampir Penuh, tapi Puluhan Ambulans Bukan Hanya Bawa Pasien Covid

“Apabila mendengar ada demam atau bengkak di tempat penyuntikan, itu adalah hal yang biasa saja dalam proses pembentukan antibodi dalam tubuh manusia. Reaksi-reaksi ringan akibat divaksinasi itu bisa hilang dalam satu dua hari. Dalam kartu vaksinasi pun sudah diberikan nomor kontak untuk menghubungi apabila terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI),” ujar Julitasari.

Hal itu berlaku oleh semua jenis vaksin Covid-19, termasuk vaksin AstraZeneca yang menjadi salah satu yang digunakan untuk program vaksinasi nasional.

Direktur AstraZeneca Indonesia Rizman Abudaeri menegaskan, vaksin AstraZeneca hadir di Indonesia sehubungan dengan adanya regulasi dari Kemenkes bahwa vaksin ini akan digunakan untuk program vaksinasi nasional.

Baca Juga: Video Viral Ambulans Antre Depan IGD, Berikut Penjelasan RSUD Al Ihsan Baleendah Kabupaten Bandung

"Tentu dasarnya adalah pertimbangan ilmiah dan medis, sehingga kita harus percaya pemerintah kita telah melakukan evaluasi mendalam sehingga vaksin-vaksin yang telah ditetapkan layak untuk membentuk herd immunity bagi masyarakat Indonesia,” ungkap Rizman.

Rizman menambahkan, ketika vaksin akan dipergunakan oleh suatu negara, harus mendapatkan izin oleh otoritas negara tersebut.

Khusus untuk Indonesia vaksin harus mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Baca Juga: Calon Jemaah Haji 2021 Batal Berangkat Bisa Menarik Kembali Setoran Pelunasan, Simak Prosedurnya

“Khusus untuk vaksin Covid-19 ini harus mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA), Semua vaksin tidak hanya AstraZeneca harus melalui persetujuan
Badan POM. Kemudian ada juga persyaratan WHO, yakni vaksin yang dikatakan efektif memiliki efikasi lebih dari 50%,” ujar Rizman.

AstraZeneca sendiri hadir di Indonesia sejak 1971, dan pada masa pandemi ini AstraZeneca bekerja sama dengan lembaga penelitian Oxford untuk mengembangkan vaksin Covid-19 dengan prinsip tidak mengambil keuntungan, lalu memproduksi vaksin sebanyak-banyaknya untuk disebarkan secara luas dan merata ke semua negara.

Saat ini Indonesia sendiri sudah menerima kurang lebih 6 juta dosis AstraZeneca dari jalur COVAX Facility.

Baca Juga: Pemerintah Batalkan Keberangkatan Haji 2021, DPP SAHI Singgung Kuota Haji

“Sampai hari ini, ada 400 juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca yang sudah diproduksi dan didistribusikan ke 165 negara di dunia. Lalu pada 165 negara dimana vaksin AstraZeneca diedarkan, selalu memantau perkembangan dari sisi keamanan dan efikasi vaksin Covid-19 tersebut,” terang Rizman.

Sementara Spesialis Penyakit Dalam dr. Suzy Maria, Sp.PD, mengatakan, sekarang masyarakat memang banyak menanyakan soal keamanan vaksin Covid-19.

"Namun di setiap kesempatan kami para dokter selalu memberikan informasi bahwa efek samping itu wajar terjadi pada vaksinasi. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir karena efek samping tersebut seringkali bersifat ringan.” kata Suzy.

Baca Juga: Meja Hijau jadi Ajang Pertarungan Sengit antara Lee Bo Young dan Ok Ja Yeon Menentukan Hak Asuh Han Anaknya

Menurut Suzy, orang-orang dengan penyakit penyerta justru perlu dilindungi oleh vaksin Covid-19, karena apabila terinfeksi virus Korona, akan memperberat penyakit penyerta yang dideritanya, risikonya jauh lebih besar apabila tidak divaksinasi,” ujarnya.***

Editor: Handri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah