Kompor Gas akan Diganti Kompor Listrik, Industri Nasional Siap Dukung dan Produksi

- 23 April 2021, 05:37 WIB
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Taufiek Bawazier. /Jurnal Soreang/Yusup Supriatna/Kemenperin.go.id

JURNAL SOREANG - Guna menjaga keberlangsungan usaha sektor industri di tengah dampak pandemi Covid-19, pemerintah terus mengimbau dan mengajak semua pihak untuk memprioritaskan produk dalam negeri dalam memenuhi kebutuhannya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, apabila sektor industri tetap beroperasi, tentu saja akan memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian nasional.

"Misalnya, selain memenuhi kebutuhan masyarakat, juga akan menyumbangkan kepada devisa dari ekspor dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja," ucap Agus, sebagaimana dikutip dari laman kemenperin.go.id yang diunggah pada Kamis, 22 April 2021.

Baca Juga: Dukung Nasional Is Me, Kemenko PMK Gelar Audiensi Pengembangan Karakter Secara Virtual

Di tengah situasi pandemi yang tidak menentu saat ini, tambah Menperin, pemerintah terus memacu sektor industri manufaktur dalam negeri.

"Salah satu sektor industri yang siap memenuhi kebutuhan masyarakat, contohnya adalah produsen kompor listrik," sambung Agus.

Kondisi tersebut sejalan dengan Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik/Induksi yang telah diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui penandatanganan MoU untuk diversifikasi kompor gas LPG menjadi kompor listrik.

Dalam rangka mendukung Program 1 Juta Kompor Listrik, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier telah memastikan kemampuan produksi dari industri dalam negeri.

Baca Juga: Prostitusi Online Via Aplikasi MiChat Libatkan Anak di Bawah Umur, Polisi Jerat Joki, Mucikari Pasal Berlapis

"Saat ini, telah ada dua industri dalam negeri yang sudah memproduksi kompor listrik," ungkap Taufiek.

Pertama, lanjutnya, PT. Adyawinsa Electrical and Power. Merek produknya adalah Myamin, dengan kapasitas produksi 17 ribu unit per tahun untuk satu lini produksi dan dapat ditingkatkan hingga delapan lini produksi.

Kemudian, Taufiek menyebut PT. Maspion, dengan merek Maspion yang memiliki kapasitas sebanyak 300 ribu unit per tahun.

Di samping itu, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan PT. Hartono Istana Teknologi (Polytron) yang telah menyatakan kesiapannya untuk memproduksi kompor listrik.

Baca Juga: Peluncuran Buku Peta Ekosistem Industri Game Indonesia 2020, Kominfo Bersinergi dengan LIPI dan AGI

"Dengan begitu, kami optimistis industri dalam negeri mampu untuk memenuhi kebutuhan produksi satu juta kompor listrik," imbuh Taufiek.

Seperti diketahui, pemanfaatan listrik sebagai energi rumah tangga dianggap memiliki keunggulan lebih hemat, praktis, modern, nyaman, aman, ramah lingkungan, tanpa gas CO, dan tanpa api.

Kementerian BUMN menyampaikan keunggulan lainnya, yakni pemerintah dapat menghemat Rp60 triliun dari nilai impor LPG dengan Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik.

Di samping itu, program konversi merupakan salah satu upaya untuk memaksimalkan cadangan listrik yang ada agar masyarakat dapat beralih ke kompor listrik.

Baca Juga: Kejar Target Vaksinasi Nasional, Mulai Juli 2021 Menkes Minta Dokter Buka Layanan Vaksinasi Di Rumah

Kemenperin akan berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dewan Energi Nasional (DEN), serta kementerian dan lembaga terkait lainnya demi kelancaran Program Konversi 1 Juta Kompor Listrik ini.

Dengan harapan, semoga dapat meningkatkan penerapan kompor listrik/induksi hasil produksi dalam negeri. ***

Editor: Rustandi

Sumber: kemenperin.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x