Ini Penyebab Kepala Bayi Tanpa Tempurung Asal Solo Jawa Tengah

- 17 Maret 2021, 18:53 WIB
Ilustrasi bayi
Ilustrasi bayi /pixabay/joffi

JURNAL SOREANG – Bayi tanpa tempurung asal Solo, Jawa Tengah lahir pada 22 Februari 2021. Belum genap satu bulan akhirnya bayi malang tersebut harus dipanggil sang pencipta kemarin Selasa, 16 Maret 2021 pukul 21.00 WIB.

"Kemarin sore sebetulnya sudah mulai berbeda kondisinya. Kalau biasanya disentuh tangan dan kakinya dia langsung bereaksi, tetapi kemarin sore diam saja," tutur ibu bayi Ayu Endang Pujiati di kediamannya di Kampung Sidorejo RT 01/RW I, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu, 17 Maret 2021 dilansir dari  ANTARA.

Sebelumnya, sekitar bada Magrib, bayi bernama Muhammad Arkan Naufal Hidayatullah ini kondisinya menurun serta napasnya yang tak beraturan.

Baca Juga: Gegerkan Warga, Bayi Berusia 14 Bulan Dibuang di Warung Daerah Jonggol, Kabupaten Bogor

Melihat kondisi bayi yang sangat mengkhawatirkan, orang tua bayi pun lantas menghubungi pihak Rumah Sakit Brayat Minulya tempat bayi tersebut lahir.

Ayu Endang menambahkan setelah menelpon pihak rumah sakit, dokter dan perawat pun datang untuk mengecek kondisi anak mereka.

Dokter sebenarnya merujuk ke RSUD dr Moewardi, tetapi semalam kondisi hujan, belum juga sang bayi dibawa ke rumah sakit dokter telah menyatakan bahwa bayi mereka sudah meninggal dunia.

Baca Juga: Baim Wong Evakuasi Lansia dan Bayi saat Banjir Melanda DKI Jakarta

Ia mengakui sebelum meninggal dunia, bayi tersebut selalu rutin dicek kondisinya oleh dokter sebanyak dua kali seminggu.

"Dicek berat badan dan denyut nadi, tetapi memang sejak lahir hingga akhirnya meninggal itu berat badannya terus mengalami penurunan, dari 3,8 kg menjadi 2,9 kg," tuturnya.

Ramai menjadi sorotan publik, bayi Arkan yang lahir tanpa tempurung kepala tersebut sempat bertahan meski harus bergantung dengan mesin oksigen.

Baca Juga: Viral! Demi Akad Nikah, Pengantin ini Rela Terjang Banjir Jakarta Menggunakan Bak Mandi Bayi

Ia mengatakan, menurut dokter mengapa hal demikian dapat terjadi, disebabkan oleh infeksi virus toksoplasmasis ketika usia janin masih dua bulan berjalan.***

Editor: Sarnapi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah