Kebakaran Hutan dan Lahan Menurun Drastis di Tahun 2020

Sam
- 30 Desember 2020, 19:44 WIB
Tiga relawan pemadam kebakaran swasta melakukan penyedotan air dari parit untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan di Jalan Parit Haji Husin II ujung, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (11/12/2020). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Tiga relawan pemadam kebakaran swasta melakukan penyedotan air dari parit untuk memadamkan api kebakaran hutan dan lahan di Jalan Parit Haji Husin II ujung, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (11/12/2020). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang /JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA FOTO

JURNAL SOREANG - Terjadi penurunan signifikan terhadap jumlah titik panas 2020 dibandingkan tahun sebelumnya dan jumlah luas lahan yang terbakar juga menurun drastis.

Demikian pernyataan yang disampaikan berdasarkan pada data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Hal itu disampaikan dalam paparan acara "REFLEKSI 2020: SOIFO 2020, HINTS LHK dan SEEK 2021".

Baca Juga: Ini Fakta Terbaru Teddy Pardiyana Terkait Bintang

Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK Rhuanda Agung Sugardiman mengatakan dalam pantauan satelit NOAA periode 1 Januari-28 Desember 2020 mencatat 1.114 titik panas dari 8.944 titik panas pada periode yang sama 2019, atau turun 87,54 persen.

"Jadi signifikan penurunan hotspot di tahun 2020 ini. Kalau kita lihat luasnya, terjadi penurunan 82 persen dibandingkan tahun 2019 ke 2020," ujar Rhuanda dalam acara yang dipantau virtual dari Jakarta pada Rabu 30 Desember 2020, seperti dilansir dari Antara.

Data KLHK per 20 Desember 2020 juga mencatat, tahun ini luas lahan yang terbakar seluas 296.757 hektare (ha) atau turun drastis dari 1.649.258 ha pada 2019.

Baca Juga: Kasus Narkoba dan Miras di Wilayah Hukum Kabupaten Bandung Menurun sepanjang 2020

Pun tercatat terjadi penurunan signifikan terhadap luas area yang terbakar, dibanding setahun terakhir, terutama di provinsi yang masuk dalam kategori rawan kebakaran hutan dan lahan.

Di Jambi turun 98 persen, Riau 83 persen, Sumatera Selatan 99 persen, Kalimantan Barat 59 persen, Kalimantan Selatan 97 persen dan Kalimantan Tengah 79 persen.

Penurunan tersebut menjadikan ketiadaan kejadian asap lintas batas pada 2020.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Ternyata Ada Efek Sampingnya, Ini Penjelasannya

Rhuanda menyatakan, Indonesia telah melakukan implementasi untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) untuk mencegah perubahan yang berpotensi buruk yang disebabkan perubahan iklim.

"Kita sudah membuat update NDC, di sana terdapat road map mitigasi perubahan iklim dan adaptasi perubahan iklim," jelas Rhuanda.

Dalam update itu, pemerintah tidak mengubah angka target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yaitu 29 persen dengan usaha sendiri, dan 41 persen dengan bantuan internasional yang dicapai pada 2030.

Baca Juga: 23 Titik Jalan Ditutup pada Malam Tahun Baru, Ini Titik-titiknya

Namun, terjadi pembaruan dalam informasi sesuai dengan kondisi saat ini, seperti kaitannya dengan visi dan misi Kabinet Indonesia Maju 2019, selain itu juga penjelasan terhadap hal yang memerlukan informasi rinci seperti elemen adaptasi. Kemudian terdapat juga komitmen baru tentang laut.***

Editor: Sam

Sumber: Antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x