JURNAL SOREANG, YOGYAKARTA – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul kembali menerima laporan seekor sapi mati, Ahad kemarin (9/7/2023). Benarkah karena antraks ?
Sapi yang mati ini milik waga padukuhan Pucangsari, desa Candirejo, kecamatan Semanu, Gunungkidul, DIY.
Lokasi Pucangsari ini berjarak sekitar 10 kilometer dari padukuhan Jati, desa Candirejo yang beberapa pekan lalu ditemukan kasus antraks pada ternak.
Baca Juga: Pakar UGM : Tinggalkan Tradisi Brandu untuk Mencegah Antraks
Kabid Keswan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Gunungkidul Retno Widyastuti di Gunungkidul, menyatakan, sapi yang mati tersebut telah dikubur.
“Sapi tersebut mati pada Jumat lalu dan tim telah diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan yang mendalam,” kata Retno.
Tim Disnak yang diterjunkan itu tetap melakukan pemeriksaa dan mengambil sampel untuk keperluan pemeriksan lanjut. Namun menurut Retno, tidak semua ternak yang mati itu disebabkan oleh antraks.
Baca Juga: Antraks Tewaskan Warga di Gunungkidul, Sleman dan Kulonprogo Siaga
Tidak hanya pemeriksaan bangkai sapi, tetapi pemeriksaan petugas juga menyasar pada kemungkinan adanya spora antraks yang menyebar.
Tanah di kawasan ternak tersebut mati juga disemprot dengan formalin untuk menetralkan spora antraks.
Di Gunungkidul sepanjang November 2022 hingga Juni 2023, tercatat 12 ekor ternak yang mati yang terdiri dari 6 ekor kambing dan 6 ekor sapi. Ke-12 ternak tersebut dari hasil pemeriksaan menunjukkan terkena antraks.
Baca Juga: Jelang Idul Adha, 40 Warga Sleman Keracunan Gulai Kambing
Sementara, kadis PKH Gunungkidul Wibawanti Wuandari menegaskan, kematian sapi di desa Candrejo ini bukan karena antraks. “Bukan dari dusun Jati dan bukan karena antraks,” kata Wulandari. ***
*) Ikuti terus dan share informasi Anda di media sosial Google News Jurnal Soreang, FB Page Jurnal Soreang, Youtube Jurnal Soreang, Instagram @jurnal.soreang dan TikTok @jurnalsoreang –e