JURNAL SOREANG - Sejumlah warga Desa Pilowo RT. 04 RW. 02, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan Rumah tidak Layak Huni (RTLH) dan Dapur sehat dari pemerintah.
Padahal menurut warga setempat mereka menempati atau tinggal di Di Desa Pilowo sudah kurang lebih 13 tahun lamanya.
Mereka mengaku heran, bantuan tersebut diberikan tidak merata dan warga Desa Pilowo belum pernah mendapatkan bantuan tersebut.
Baca Juga: Link Pengumuman PPDB 2023 Sulsel Tahap 2 di Sini, Lolos Atau Tidak? Cek Langsung!
"Bukan apa-apa ya, kami ini heran kenapa yang lain dapat tapi kami tidak dapat, apakah kami ini masyarakat Pilowo ataukah masyarakat dari mana," ujar Tanil dan kawan-kawannya saat ditemui Jurnal Soreang di sekitar Rumahnya, Jumat 7 Juli 2023.
Lebih lanjut, kata dia, dirinya merupakan warga asli Desa Pilowo tetapi samapi sekarang dirinya tidak pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah daerah setempat.
"Saya ini asli Pilowo tapi tra pernah dapat bantuan apapun dari pemerintah daerah setempat, " kata dia.
Meski demikian, ia mengaku kalau yang tidak pernah mendapatkan bantuan sosial itu bukan hanya dirinya. Tetapi, kata dia, ada kurang lebih lima rumah juga yang nasibnya serupa dengan dirinya.
"Disini bukan cuman saya tapi ada lima orang juga yang tidak dapat bantuan rumah," kata dia.
Bahkan, lajaut dia, lima rumah yang tidak pernah dapat bantuan itu terdiri dalam satu rumah lima Kartu keluarga (Kk) baahak ada yang libih dari lima.
"Dalam satu rumah itu ada yang memiliki lima kartu keluarga (Kk), ada juga yang lebih," ujarannya.
Mereka pun berharap agar pemerintah daerah bisa melihat langsung ke lokasi, agar mereka juga tau bagaimana kondisi warga.
Baca Juga: Akan Berlangsung BRI LIGA 1: Link Live Streaming Malam Ini Laga Klasik Persib vs Arema FC
"Kami pe harapan itu pemerintah turun langsung ke lokasi jangan cuman turun ambil data tapi sampe sekaran dia punya bantuan tidak pernah ada," harapnya.
Sementara itu, pantauan Jurnal Soreang di lokasi tampak terlihat beberapa rumah warga setempat tidak seperti rumah pada umumnya.
Hal tersebut terlihat beberapa rumah warga mengunakan dinding yang terbuat dari bambu, tiang-tiang rumahnya juga menggunakan batang pohon.
Dan penutup rumahnya tidak mengunakan seng, tetapi megunakan daun pohon sagu biasa disebut masyarakat setempat dengan nama atap.***