Sisi Unik KTT G20: Gala Dinner Sukses Tanpa Hujan, Pemerintah Pakai Pawang Hujan? ini Jawaban Tegas Presiden

18 November 2022, 10:17 WIB
Presiden Joko Widodo ketika bertemu beberapa pemimpin redaksi media nasional di Hotel Apurva Kempinski, Bali pada Kamis, 17 November 2022. /Biro Pers Setpres/

JURNAL SOREANG- Pelaksanaan KTT G20 di Bali yang dilaksanakan di tengah musim hujan menjadi tantangan tersendiri, terutama acara jamuan makan malam (gala dinner) yang dihelat di Garuda Wisnu Kencana (GWK) pada Selasa malam, 15 November 2022.

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo ketika bertemu beberapa pemimpin redaksi media nasional di Hotel Apurva Kempinski, Bali pada Kamis, 17 November 2022.

“Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting_-nya dengan baik, dan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” ucap Presiden.

Baca Juga: Sisi Unik KTT G20 Bali: Momen Saat Pemimpin Dunia Ngobrol Santai di Tahura Ngurah Rai

Setelah mendapat informasi bahwa diperkirakan akan hujan, panitia merencanakan untuk melakukan rekayasa cuaca.

“Kita menggunakan BMKG dan kita menyiapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca),” ujar Presiden.

Beberapa pemimpin redaksi menduga panitia G20 menggunakan jasa pawang hujan. “Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” tutur Presiden menceritakan proses rekayasa cuaca.

Presiden juga menceritakan bagaimana dirinya dikabarkan adanya hujan yang terjadi sebelum acara jamuan makan malam.

Baca Juga: KTT G20 2022: Ini Hal yang Sangat Dibutuhkan untuk Selamatkan Dunia Menurut Presiden Jokowi

“Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang _gala dinner_ urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Presiden.

Saat malam pelaksanaan _gala dinner_, memang cuaca sangat bersahabat, udara sejuk dan tidak hujan.

Para kepala negara pun sangat menikmati sajian makan malam dan menyaksikan pagelaran seni.

Dihubungi terpisah, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa TMC merupakan kolaborasi BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU, dengan didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Baca Juga: Jelang KTT G20, Kapolri Temui Sejumlah Ulama di Serang Banten, Ada Apa?

“Biasanya garamnya 1,6 ton yg ditabur dengan 2 kali sorti (penerbangan), kemarin 15 November 2022, kita menggunakan garamnya 11,2 ton dengan 11 kali sorti (penerbangan),” ucap Dwikorita.

Selain itu, Dwikorita juga menyampaikan bahwa tim TMC mulai bekerja sejak tanggal 10 November 2022 pagi hingga 16 November 2022 pukul 16.00 WITA. Dengan menggunakan total 29 ton garam yang ditabur melalui 28 sorti penerbangan.

“Tujuannya, awan segera dihalau, segera diturunkan sebagai hujan sebelum memasuki area perhelatan. Dan yang terjadi kemarin awan yang sudah terlanjur menutup merata di atas area perhelatan segera diturunkan sebagai hujan beberapa jam sebelum acara dimulai. Kita menggunakan empat pesawat terbang,” kata Dwikorita.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden

Tags

Terkini

Terpopuler