JURNAL SOREANG - Mahfud MD selaku ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakrta (TGIPF) di Kanjuruhan Malang memberikan laporan hasil penyelidikan yang sudah dilakukan.
Mahfud MD memberikan kesimpulan Tim TGIPF bahwa penyebab kematian dan luka-luka di Kanjuruhan adalah adanya tembakkan gas air mata.
Tim TGIPF memberikan catatan pengurus PSSI harus bertanggungjawab terhadap kejadian di Kanjuruhan Malang.
"Di dalam catatan kami disampaikan bahwa pengurus PSSI harus bertanggungjawab dan sub organisasinya" ujar Mahfud MD.
"Bertanggungjawab itu pertama berdasarkan aturan resmi kedua berdasarkan moral " ujar Mahfud MD.
"Kami memberi catatan akhir yang tadi di garis bawahi oleh bapak presiden, polri supaya meneruskan penyelidikan tindak pidana terhadap orang-orang lain yang juga di duga kuat terlibat dan harus ikut bertanggungjawab secara pidana di dalam kasus ini " ujar Mahfud MD.
"TPIGF punya banyak temuan-temuan indikasi untuk bisa di dalami oleh Polri" ujar Mahfud MD.
"Adapun tanggungjawab moral dipersilahkan masing-masing melakukan langkah-langkah yang diperlukan sebagai bentuk pertanggungajwaban manusia Indonesia yang berkeadaban." ujar Mahfud MD.
Baca Juga: Sama-Sama Kuat, Berikut 5 Karakter Naruto yang Bisa Kalahkan Yonko di Dunia One Piece?
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan telah menyerahkan laporan hasil investigasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ketua TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Mahfud Md mengatakan fakta yang ditemukan di lapangan mengenai tragedi maut itu jauh mengerikan daripada yang beredar di televisi dan media sosial.
"Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama satu keluar satu tertinggal. Yang di luar balik lagi nolong ke temannya terinjak injak mati," ujar Mahfud Md dalam konferensi pers di Komplek Istana Kepresidenan, Jumat (14/10/2022).
"Ada yang memberi bantuan pernapasan itu karena satu sudah tidak bisa bernapas kena semprotan, mati, itu jauh mengerikan," sambungnya.
Baca Juga: Prediksi Cinta Libra, Scorpio dan Sagitarius Hari Ini; Masa Lalu Dapat Mempengaruhi Kehidupan Asmara
Menurut Mahfud, ratusan korban yang meninggal dan terluka disebabkan desak-desakan saat berusaha keluar dari pintu stadion setelah adanya tembakan gas air mata.
"Yang mati dan cacat dan serta sekarang kritis itu dipastikan terjadi karena desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan, itu penyebabnya," jelasnya.
Mahfud menyebut saat ini dampak atau efek racun gas air mata masih diperiksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Tetapi apapun hasil pemeriksaan dari BRIN itu tidak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," tukasnya.***