Jadi Pasar Terbesar di Asia Tenggara, Terny Pasar yang Ada Sejak Zaman Belanda Ini Awalnya Tempat Jual Kambing

18 Desember 2021, 17:21 WIB
Jadi Pasar Terbesar di Asia Tenggara, Pasar yang Ada Sejak Zaman Belanda Ini Awalnya Tempat Jual Kambing /

JURNAL SOREANG - Pasar Tanah Abang merupakan pusat grosir terbesar di Asia Tenggara saat ini.

Dulunya, Pasar Tanah Abang merupakan tempat jual kambing pada abad 18 silam, karena lokasinya yang dekat dengan Kali Krukut.

Di zaman Belanda, kawasan Pasar Tanah Abang dijadikan tempat persinggahan para petani dan peternak.

Pasar ini mengalami perkembangan setelah pejabat VOC, Justinus, Vinck, datang ke Tanah Abang pada 30 Agustus 1735.

Baca Juga: Ternyata Bukan di Indonesia, Pasar Ini Jual Jimat Hingga Alat Dukun, Paling Unik di Dunia

Kawasan tersebut berkembang tidak hanya untuk perdagangan kambing, tetapi juga bahan tekstil.

Dulu, Pasar Tanah Abang juga disebut ‘Pasar Sabtu’ karena hanya buka setiap hari Sabtu saja.

Orang-orang Belanda saat itu juga menyebut Pasar Tanah Abang dengan De Nabang, karena terdapat banyak pohon nabang atau pohon palem di sekitar kawasan tersebut.

Namun pada tahun 1740, sempat terjadi kerusuhan, dimana Belanda membunuh orang-orang China, merampas harta benda mereka, dan membakar kebun-kebun mereka.

Baca Juga: Wow! Jadi Pasar Game Terbesar di Asia Tenggara, Indonesia Berhasil Mendapat Keuntungan Sebesar Rp15,7 Triliun

Di abad ke-20, perputaran uang di Tanah Abang kembali hidup dengan diperuntukannya lagi sebagai pasar oleh Belanda.

Pasar Tanah Abang telah alami beberapa perubahan sejak dibangun pertama kali hingga saat ini.

Pemda Jakarta membangun Pasar Tanah Abang menjadi pusat grosir yang modern.

Pasar Tanah Abang terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu sebagai berikut.

1. Tanah Abang Lama
2. Tanah Abang Metro
3. Tanah Abang Auri.

Baca Juga: Simak! Terdapat Pasar Gaib di Candi, 8 Tempat Angker di Semarang, Penampakan Hingga Cerita Mistis

Terdiri dari beberapa blok yang terdapat dari kios-kios yang menjual berbagai kebutuhan grosir maupun eceran.

Pada tahun 2018, berdasarkan data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, perputraran uang di Tanah Abang mencapai kurang lebih Rp200 miliar per hari.***

Editor: Sarnapi

Sumber: Gnfi

Tags

Terkini

Terpopuler