Biofarma Diminta Fokus Produksi dan Distribusi Vaksin, Alat Kesehatan dan Obat-Obatan, Vaksin Jangan Telat

8 September 2021, 12:54 WIB
Anggota DPR RI, Hj. Nevi Zuarina (tengah) pada kunjungan kerja komisi VI ke BUMN Farmasi spesifik di PT Biofarma /FPKS DPR/

JURNAL SOREANG- Anggota DPR RI,  Hj. Nevi Zuarina bersa.denvan  komisi VI melakukan kunjungan kerja ke BUMN PT Biofarma.

Dia meminta perusahaan plat merah ini dalam waktu dekat memfokuskan diri pada distribusi vaksin, alat kesehatan dan obat-obatan.

Distribusi vaksin, alat kesehatan dan obat-obatan ini, menurut Nevi, sudah sangat mendesak dilakukan karena mengejar percepatan 80% seluruh penduduk Indonesia menerima vaksin.

Baca Juga: Kunjungi Biofarma, Gus Muhaimin Pastikan Stok Vaksin Aman dan Ajak Masyarakat Sukseskan Vaksinasi Nasional

"Saya meminta, Biofarma dapat mencapai produksi vaksin sesuai dengan program pemerintah untuk mencapai kekebalan komunal. Jumlah produksi dan distribusi mesti dapat secepat mungkin berkejaran dengan waktu seiring percepatan penyelesaian wabah pandemi ini," katanya, Selasa, 7 September 2021.

Bioframa selaku BUMN juga mesti sinergi dengan BUMN farmasi lain dan juga swasta untuk mengakselerasi percepatan produksi vaksin ini.

"Jangan sampai rakyat sudah siap divaksinasi, tapi supply produksi terlambat. Untuk mendukung kesehatan masyarakat, obat -obatan dan alat kesehatan juga mesti dipastikan tersedia di seluruh wilayah Indonesia," tutur Nevi.

Baca Juga: Rangga Sasana Sunda Empire: PT Biofarma Adalah WHO dan Vaksin Covid-19 Harus Disahkan di Bandung

Politisi PKS ini mengatakan, sampai dengan 31 Mei 2021, BioFarma sudah menerima bulk vaksin Sinovac sebanyak 81,5 juta dosis. Dari jumlah tersebut, vaksin yang sudah diproses di fasilitas Fill and Finish Bio Farma, per 28 Mei 2021, sebanyak 52,63 juta dosis, dan yang sudah release sebanyak 37,90 juta dosis.

Nevi melanjutkan, Lewat PMN, Bio Farma kini telah memproduksi 52,63 Juta Vaksin Covid-19 (hingga 31 Mei 2021). Angka ini bertambah jadi 90,1 Juta Dosis Vaksin Covid-19 pada 26 Juli 2021.

"Yang menjadi pertanyaan kami adalah, hingga 22 Juli 2021, jumlah vaksin yang sudah masuk ke Indonesia, kurang lebih sebanyak 151,9 juta dosis, yang terdiri dari 123,5 juta dalam bentuk bulk, yang diterima dari Sinovac dan 22,4 juta lainnya diterima dalam bentuk finish produk yang diterima dari AstraZeneca, dan Moderna. Apakah Biofarma tidak dapat memproduksi sendiri vaksin-vaksin ini. Apa kesulitannya?" kata Nevi mempertanyakan.

Baca Juga: Lokasi dan Cara Daftar Gebyar Vaksin Ibu Hamil di Kota Bandung

Legislator asal Sumatera Barat II ini juga mengingatkan, berkaitan dengan kewajiban penggunaan komponen tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dan transfer teknologi dalam bidang fill atau finish bulk ini.

Dalam catatannya, terdapat 4 Industri farmasi yang siap transfer teknologi pengembangan vaksin melalui Biofarma.

"Fraksi kami juga terus mendorong Biofarma untuk memproduksi vaksin merah-putih, mulai dari clinical trials atau research and development hingga produksi pada filling line. Termasuk berkolaborasi dengan swasta dan Industri farmasi lain. Tentunya kami juga meminta Biofarma ada kolaborasi dengan UMKM atau Industri Kesehatan berlevel IKM (Industri Kecil Menengah). Pelibatan UMKM cukup penting mengingat mereka yang sangat terdampak pandemi,"  tutup Nevi Zuairina.***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler