JURNAL SOREANG – Hari kemerdekaan Indonesia adalah 17 Agustus 1945 dan diproklamasikan oleh Ir. Soekarno.
Hingga saat ini, Indonesia telah memasuki tahun ke-76 hari kemerdekaannya dari 17 Agustus 1945 – 17 Agustus 2021.
Apakah ada rahasia di balik pemilihan tanggal 17 Agustus untuk memproklamasikan hari kemerdekaan pada saat itu?
Ustaz Abdul Somad menceritakan rahasia di balik pemilihan tanggal 17 Agustus sebagai hari untuk membacakan teks proklamasi kemerdekaan oleh presiden pertama Indonesia.
Baca Juga: 76 Link Twibbon HUT RI 76, 17 Agustus 2021
Sebagaimana dikutip Jurnal Soreang dari saluran Youtube Buya Millennial pada Selasa 17 Agustus 2021.
Ustaz Abdul Somad (UAS) menceritakan, pada saat itu Sukarni menemui Bung Karno dan memintanya untuk memproklamasikan kemerdekaan pada hari Kamis 16 Agustus 1945.
Akan tetapi, Soekarno menolak saran dari Sukarni dan menjawabnya untuk memproklamasikan kemerdekaan pada hari besok, Jumat 17 Agustus 1945.
Kemudian, Sukarni mempertanyakan atas keputusan yang diambil oleh Soekarno untuk memproklamasikan di hari esoknya.
Seokarno pun menjawabnya besok adalah Jumat Legi dan dirinya percaya bahwa hari itu adalah hari kebahagiaan.
Selain itu, pemilihan tanggal 17 tersebut memiliki rahasia, banyak hal-hal istimewa yang terjadi di angka 17 ini.
Seperti misalnya 17 rakaat salat umat Islam dalam satu hari dan juga 17 Ramadan adalah hari diturunkannya Alquran.
Baca Juga: Dari Doa Bersama IRMA Jabar untuk HUT RI, Pupuklah Generasi Muda agar Bangga Jadi Bangsa Indonesia
Lalu, Soekarno menegaskan, sebagaimana penuturan UAS pada hari 17 dipilih oleh Soekarno bukan tanggal 16 yang disarankan Sukarni.
UAS Melanjutkan, Jumat pun merupakan sayyidul ayyam atau induk dari segala hari.Jumat 17 Agustus 1945 saat itu jatuh pada tanggal 9 bulan Ramadhan, dengan begitu bertemu dua kemuliaan di sana.
Hari kemerdekaan Indonesia bertepatan pada sayyidul ayyam yaitu hari Jumat dan sayyidus syuhur yaitu bulan Ramadhan.
Lebih lanjut, Soekarno merupakan sosok yang mempercayai hitungan-hitungan hari, sehingga dirinya tidak mudah memutuskan hari proklamasi dengan mudah sebagaimana yang diminta Sukarni.***