Bangga! Ternyata Ada Peran Mahasiswa Indonesia di Balik Penciptaan Vaksin AstraZeneca

23 Juli 2021, 13:27 WIB
Ilustrasi vaksin./farmalkes.kemkes.go.id/ /

JURNAL SOREANG - Berbagai jenis vaksin Covid-19 telah beredar di seluruh dunia untuk menambah antibodi dalam menghadapi pandemi, salah satunya adalah AstraZeneca.

Siapa sangka ternyata salah satu anggota tim riset vaksin AstraZeneca adalah Indra Rudiansyah, seorang mahasiswa asal Indonesia yang tengah mengenyam pendidikan S3 di salah satu kampus tertua di dunia, yakni Oxford.

Rudi, sapaan akrabnya, tergabung dalam tim Jenner Institute pimpinan Sarah Gilbert dalam menciptakan vaksin COVID-19 AstraZeneca.

Baca Juga: Pekerja/Buruh Dapat Bantuan Subsidi Upah Rp1 Juta dari Pemerintah, Simak Syaratnya

Sebagaimana dikutip dari indonesiabaik.id yang diunggah pada Kamis 22 Juli 2021, tim Jenner Institute bekerja keras sejak 20 Januari 2020.

Berbagai tahapan harus dilalui tim ini untuk menguji coba vaksin virus corona di Pusat Vaksin Oxford, dimana Rudi berperan dalam tahap uji klinis.

Penerima beasiswa LPDP ini bertugas menguji antibody response dari para relawan yang sudah divaksin.

Baca Juga: Kabar Baik! Layanan Telemedicine Diperluas Hingga ke Bali, Kemenkes: Semuanya Gratis

Kepercayaan tersebut diberikan berkat pengalamannya terlibat dalam pengembangan vaksin rotavirus dan novel polio di Biofarma setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tim Jenner Institute pimpinan Sarah Gilbert telah berhasil, dan kini vaksin AstraZenenca telah dipakai ratusan negara, termasuk menjadi salah satu vaksin yang dipakai Indonesia.

Sebagai informasi, AstraZeneca adalah vaksin berupa viral vector (non-replicating) yang telah mendapatkan Izin Penggunaan Darurat (EUA) dari Badan POM.

Baca Juga: Banyak Orang Tua Masih Ragu Ajak Anaknya Vaksin Covid-19, Kemenkes: Edukasi Vaksin harus Ditingkatkan

AstraZeneca disuntikkan 2 dosis dengan 0,5 ml per dosisnya, dan dibutuhkan jarak minimal selama 12 minggu antara pemberian dosis pertama dengan kedua.

Vaksin yang diklaim efektif terhadap varian baru Delta dan diakui punya efikasi tinggi hingga 62,10% ini diharapkan berguna menangkal pandemi virus COVID-19 yang tengah melanda dunia. ***

Editor: Sam

Sumber: indonesiabaik.id

Tags

Terkini

Terpopuler