JURNAL SOREANG - Setelah pada 2018 lalu berdakwah di klub-klub malam dan lokalisasi. Kali ini, Gus Miftah menghadiri peresmian Gereja Bethel Indonesia (GBI) Amanat Agung di Penjaringan, Jakarta.
Dengan disaksikan oleh beberapa jamaah, pimpinan Pesantren Ora Aji Tundakan, Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta itu menunjukkan sikap toleransi beragama.
Pasalnya, Gus Miftah menyampaikan petuah berupa kalimat sejuk tentang indahnya perbedaan. Pada kesempatan itu, hadir juga Gubernur Anies Baswedan.
Selain Gus Miftah, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Pendeta Muda (Pdm) Johan Sunarto juga memberikan nasihat pentingnya persatuan.
Momen-momen yang menyentuh itu diabadikan Gus Miftah di akun instagram pribadinya. Berikut kalimat lengkap yang sang Ustadz :
"Di saat aku menggenggam tasbihku, dan kamu menggenggam Salibmu. Di saat aku beribadah di Istiqlal. Namun, engkau ke Katedral.
Di saat Bioku tertulis Allah Subhanahuwata'ala, dan biomu tertulis Yesus Kristus. Disaat aku mengucapkan Assalamualaikum, dan kamu mengucapkan Salom.
Disaat aku mengeja Al Quran, dan kamu mengeja Al Kitabmu. Kita berbeda saat memanggil nama Tuhan.
Tentang aku yang mengenadahkan tangan, dan kau yang melipatkan tangan saat berdoa.
Baca Juga: Sinopsis Film Adit, Sopo, Jarwo: The Movie, Tayang Perdana Hari Ini,
Aku, kamu, kita. Bukan Istiqlal dan Katederal yang ditakdirkan berdiri berhadapan dengan perbedaan, namun tetap harmonis.
Andai saja mereka bernyawa, apa tidak mungkin mereka saling mencintai dan menghormati antara satu dengan yang lainnya.
Terima kasih, Assalamualaikum, Salom," tutupnya.
Baca Juga: Festival Keagamaan di Israel Tewaskan 44 Orang Yahudi
Video yang diunggah kembali oleh Deddy Corbuzier itu dibanjiri komentar positif dari warganet.
"Saling menghormati bukan saling mengikuti, karena sejatinya Lakum Dinukum Waliyadin," tulis @sofyan7746.
"Bukan saudara satu keyakinan, tidak mengubah kenyataan kalau kita tetap saudara sebangsa setanah air," ungkap @ifanseventeen.
Baca Juga: Sejarah Singkat Mayday: Hari Buruh Internasional yang Diperingati Setiap 1 Mei, Hari LIbur Nasional
Namun tak sedikit warganet yang memberi respon sebaliknya, sebab mereka tak setuju seorang Ustadz berdakwah di Gereja.
"Keblinger, ini toleransi yang berlebihan," sindir @aizal_biber.
"Kita do'akan saja semoga Gus Miftah dapat hidayah," ungkap @kajianustadzzaidulakbar. ***