Rektor UIN SGD: Toleransi Beragama Jangan Sampai Mengusik Akidah

6 Januari 2021, 09:03 WIB
Rektor UIN SGD, Mahmud (kiri) menyerahkan penghargaan masa bakti 30 tahun kepada guru besar UIN SGD, Rachmat Sjafei, saat Hati Anak Bay Kemenag, Selasa, 5 Januari 2021. /Humas UIN SGD/

JURNAL SOREANG- Toleransi dan kerukunan antarumat beragama dilakukan dengan tanpa mengusik akidah dan keimanan masing-masing pemeluk agama.

Pengalaman membuktikan toleransi dan kerukunan tidak tercipta hanya dari satu pihak, sedangkan pihak yang lain berpegang pada hak-haknya sendiri.

"Dewasa ini, kita mengembangkan moderasi beragama, agar toleransi dan kerukunan yang sudah ada lebih mengakar di dalam kehidupan sehari-hari bangsa kita," kat Rektor UIN SGD, Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si, dalam pernyataannya, Rabu, 6 Januari 2021, berkaitan dengan Hari Amal Bakti (HAB) ke-75 Kementerian Agama.

Baca Juga: Sidang Kembali Digelar, Tidak Tanda Tangani BAP. Ini Penjelasan Kuasa Hukum Habib Rizieq Shihab

Rektor kesembilan UIN SGD ini menyitir pidato Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menetapkan tema HAB Kemenag yakni kerukunan beragama pada tahun ini.

"Ini sejalan dengan semangat nasional yang menempatkan kerukunan umat beragama sebagai salah satu modal bangsa ini untuk maju. Tanpa kerukunan, akan sukar menggapai cita-cita besar bangsa agar sejajar dengan bangsa lain di dunia,” ujarnya.

Pengembangan toleransi dan kerukunan antarumat beragama merupakan karya bersama para tokoh agama, para Menteri Agama dan aparatur Kementerian Agama dari masa ke masa.

Baca Juga: Remaja Banyak yang Ikut Demonstrasi. Perlu Ada Pendidikan Toleransi

"Di negara yang berdasarkan Pancasila ini, tidak ada diktator mayoritas atau tirani minoritas. Dalam kaitan itu, semua umat beragama dituntut untuk saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing, di mana hak seseorang dibatasi oleh hak-hak orang lain," ucapnya.

Pancasila adalah ideologi pemersatu yang merangkum nilai-nilai keindonesiaan sebagai bangsa yang beragama. Sila pertama dan utama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, meneguhkan identitas nasional sebagai bangsa yang beragama dan bermoral. Komitmen religius dan moralitas.

"Bangsa Indonesia, dari generasi ke generasi harus bisa menjaga komitmen nasional tentang landasan bernegara di tengah dahsyatnya percaturan global di bidang geopolitik, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain-lain," katanya.

Baca Juga: Cendekiawan Azyumardi Desak Pemerintah Afirmasi Hak Beragama Warga Syiah dan Ahmadiyah

Sedangkan pada peringatan HAB Kemenag tingkat UIN SGD secara virtual, Selasa, 5 Januari 2021, Mahmud menyerahkan penghargaan Satyalancana Karya Satya kepada 129 PNS dengan masa bakti 10 tahun 62 orang, 20 tahun 48 orang dan 30 tahun 19 orang.

Penghargaan dari pemeriksaan pusat itu secara simbolis diwakili oleh Prof. Dr. H Rachmat Syafei, MA (masa bakti 30 tahun), Dr. H. Ujang Saefullah, M.Si (20 tahun), Dr. H. Dindin Jamaluddin, M.Ag (10 tahun).***

Editor: Sarnapi

Tags

Terkini

Terpopuler