Waspada Bencana Hidrometeorologi Di Puncak Musim Hujan

Sam
9 Desember 2020, 12:21 WIB
LANSEKAP di wilayah Kabupaten Bandung Barat dengan kondisi langit yang berawan dan berpotensi hujan di lihat dari ketinggian Gunung Batu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (8/11/2020). Selain menghadapi masa pandemi, penyakit lainnya juga mulai menghantui di masa musim penghujan tahun ini, seperti demam berdarah dan penyakit lainnya. /Sam/Jurnal Soreang

JURNAL SOREANG - Diprediksi puncak musim hujan saat ini akan berlangsung pada bulan Januari-Februari 2021, yang pada umumnya bertepatan dengan puncak Monsun Asia, dihimbau semua pihak supaya mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor dan banjir bandang.

Demikian himbauan yang diinformasikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Kami mengimbau pihak-pihak terkait di pemerintah pusat dan daerah, maupun masyarakat yang tinggal di daerah yang berpotensi mendapatkan curah hujan tinggi hingga sangat tinggi, agar mewaspadai adanya ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor dan banjir bandang," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, 8 Desember 2020, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Teh Nia: Jadi Bupati Lebih Berat Ketimbang Melahirkan karena Mempertaruhkan nyawa 3,7 Warga

Sebanyak 61 persen daerah di wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, yaitu meliputi sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, sebagian besar Riau, Sumatera Barat, Jambi, Jakarta, sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur.

Hal berdasar atas hasil pemantauan perkembangan musim hujan hingga akhir November 2020.

Juga di sebagian besar Bali, sebagian NTB, Flores bagian utara, Kalimantan, sebagian Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan bagian barat, Maluku Utara, sebagian Maluku, Papua Barat, dan Papua bagian utara.

Baca Juga: Warga Nilai TPS Sepi dan Terlalu Ribet untuk Nyoblos

Sedangkan, pantauan anomali iklim La Nina, masih berlangsung di Samudera Pasifik dengan intensitas level moderat.

Suhu muka laut Samudera Pasifik bagian tengah daerah Nino 3.4 menunjukkan anomali sebesar minus 1,4 derajat Celcius sehingga perkembangan saat ini menunjukkan Intensitas La Nina moderat.

Intensitas La Nina moderat itu, diprediksi akan mencapai puncaknya pada periode bulan Januari hingga Maret 2021 dan diprediksi melemah pada bulan Mei 2021.

Baca Juga: Salut! Cawabup Bandung Nomor Urut 1 Usman Sayogi Memilih Ikut Antre di TPS 15 Parungserab, Soreang.

Sedangkan di sebagian besar wilayah di Indonesia, musim hujan diprediksi akan terjadi hingga bulan April 2021.

Peningkatan kewaspadaan diperlukan pada daerah-daerah yang diprediksi akan mendapatkan akumulasi curah hujan dengan kriteria mencapai 300mm/bulan pada Desember 2020 - Januari 2021 atau pada kriteria Tinggi hingga Sangat Tinggi.

Kondisi itu berpeluang terjadi di pesisir barat Sumatera, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, sebagian NTB, sebagian NTT, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan Papua.

Baca Juga: Inalillahi, Adik Sri Sultan Hamengku Buwono X Meninggal Dunia Usai Pendarahan

Beberapa fenomena khusus yang dapat menyertai peningkatan aktivitas Monsoon Asia yang terjadi pada bulan Desember, yakni Seruakan dingin Asia (cold surge) gelombang atmosfer ekuator (MJO), dan pertemuan massa udara antartropis (Inter Tropical Convergence Zona - ITCZ), akibat dilatarbelakangi anomali iklim La Nina.

Fenomena-fenomena di atas, dapat terjadi secara bersamaan atau sendiri-sendiri.

Tentunya hal itu mampu memicu curah hujan ekstrem yang berdampak signifikan, dan diprediksi dapat terjadi dalam periode minggu terakhir bulan Desember 2020 hingga Januari 2021.***

Editor: Sam

Tags

Terkini

Terpopuler