JURNAL SOREANG - Rebo Wekasan menjadi momentum yang disoroti dalam adat dan Tradisi Nusantara khususnya Jawa.
Tepat pada hari ini, Rebo Wekasan 2023 tiba, dimana sejumlah kalangan meyakini adanya hal hal yang pantang dilakukan di Rebo Wekasan.
Disebut dengan Pamai Rebo Wekasan, alangkah baiknya pantangan berikut dihindari saat Rabu Wekasan atau Rabu terakhir Bulan Safar, demikian dalam kebudayaan Jawa.
Hal demikian dilarang sebab Rebo Wekasan diyakini sebagai hari sial, hari diturunkannya bala dan bencana.
Baca Juga: Pilpres 2024: Relawan Ingin Ridwan Kamil Jadi Cawapres Ganjar Pranowo
Karennaya lebih baik menghindari sejumlah hal pamali atau pantangan beirkut agar terhindar dari bala dan bencana.
Lantas apa saja pamali Rebo Wekasan?
Inilah 4 pamali Rebo Wekasan sebagaimana dilansir JurnalSoreang.com dari berbagai sumber:
Baca Juga: Menuju Kota Cerdas yang Terhubung dan Inovatif: Kominfo Memimpin Langkah dengan Cetak Biru
1. Keluar Rumah
Keluar rumah menjadi hal yang sebaiknya dihindari saat Rebo Wekasan demi terhindar dari bala dan bencana.
Menurut alangan yang memeprcayai pantangan ini, saat melakukan pamali tersbeut maka akan rentan terkena bencana.
2. Bepergian Jauh
Keluar rumah saja menjadi panatangan, apalagi bepergian jauh yang mana tentu menjadi pamali di Hari Rabu akhir Safar.
3. Melahirkan
Selain bepergian dan keluar rumah, hal lain yang menjadi pamali Rebo Wekasan adalah melahirkan.
Baca Juga: Kominfo: Targetkan Penguatan Ekosistem Ekonomi Digital Indonesia Selengkapnya Cek di Sini
Jika seoarang anak lahir saat Rebo Wekasan, menurut kepercayaan Jawa, anak tersbeut akan mengalami sakit gaib setiap tahunnya di Rabu akhir Safar.
Untuk menangkal ganggaun tersebut, menurut kepercayaan masyarakat anak pelri diruwat.
4. Berhubungan Suami Isteri
Melakukan hubungan suami isteri di Malam ataupun Hari Rebo Wekasan pantang dilakukan.
Pasalnya saat nekat melakukan hal tersbeut, menurut kepercayaan sebagai kalangan anak yang dihasilkan akan mengalami gangguan.
5. Menikah
Menikah di rebo Wekasan, bahkan dalam adat Jawa secara luas menikah di Bulan Safar merupakan hal yang dihindari.
Larangan ini muncul saat zaman majapahit yang berdalih bahwa Hari Rebo Wekasan akan membawa sial sehingga pelru dihindari sebgaai tanggal pelaksanaan pernikahan.
***