Korban Banjir Di Pameungpeuk, Warga Butuh Air Bersih, Listrik Mati Total

- 12 Oktober 2020, 20:17 WIB
Endapan lumpur sisa banjir bandang masih menutup halaman rumah warga di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Senin 12 Oktober 2020 /Fariz Akbar/Jurnal Garut
Endapan lumpur sisa banjir bandang masih menutup halaman rumah warga di Desa Mandalakasih, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Senin 12 Oktober 2020 /Fariz Akbar/Jurnal Garut /Jurnal Garut

JURNAL SOREANG - Terkait bencana banjir bandang yang melanda Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut , Minggu 11 Oktober 2020. Kini warga Pameungpeuk dihadapkan pada masalah pasokan air bersih. Serta matinya aliran listrik membuat warga kesulitan untuk melakukan komunikasi.

Seperti yang dikutip Jurnal Soreang dari Jurnal Garut. Salah satu wilayah yang terdampak si Kecamatan Pameungpeuk yakni Desa Mandalakasih. Kepala Desa Mandalakasih, Iwan Darmawan mengatakan di desanya ada 1000 rumah yang terendam banjir bandang, sehingga wilayahnya merupakan salah satu daerah terparah terdampak banjir bandang.

"Mulai dari Kampung Asisor, Sukapura, Sukagalih, dan yang paling parah di Leuwi Simar karena berada di bantaran sungai." kata Iwan.

Baca Juga: Garut Kembali Berduka, Giliran Kecamatan Pameungpeuk dan Cibalong Diterjang Banjir Bandang

"Rumah warga mulai terendam air sejak pukul 04.00. Kebetulan saya ada di tempat dan semua warga terselamatkan kecuali barang-barang," imbuhnya.

Iwan mengaku, saat ini warganya sangat membutuhkan air bersih, yang merupakan kebutuhan utama warga. Selain untuk minum, air bersih juga dibutuhkan untuk membersihkan lumpur di dalam rumah, juga untuk keperluan lainnya.

Selain itu, aliran listrik di daerahnya pun mati sejak banjir melanda. Sehingga menyulitkan warga dan petugas saat evakuasi.

Baca Juga: Tanpa Dominasi Marc Marquez, MotoGP 2020 Ternyata Makin Seru

"Kami juga berharap listrik bisa cepat hidup. Soalnya jaringan listrik yang mati membuat komunikasi jadi susah. Sinyal telepon jadi jelek," harap Iwan.

Selain itu, banyak harta benda warga yang hanyut terbawa arus banjir, bahkan hewan ternak milik warga juga banyak yang hilang. Sebagian warga sudah diungsikan ke kantor kecamatan, desa, dan Koramil saat banjir terjadi.

"Sementara ini tidak ada laporan korban jiwa. Cuma kerugian materi saja, karena banyak barang yang terbawa hanyut. Kerugian ditaksir sekitar Rp200 jutaan," jelasnya.

Baca Juga: Seng Penutup Ponpes Nurul A'en Pun Dibongkar

Terkait jaringan listrik yang mati, General Manager PT PLN (Persero) Unit Jawa Barat, Agung Nugraha mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Garut selatan menyebabkan 298 gardu PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat terkena dampak. Saat ini, gardu-gardu tersebut masih terendam banjir.

"Kami akan tetap melakukan pemantauan terhadap lokasi-lokasi terdampak banjir. Sementara ini, kami amankan listriknya sampai benar-benar siap untuk dinyalakan, agar masyarakat terhindar dari sengatan listrik," kata Agung.

Agung juga memohon maaf dan pengertian kepada warga, terkait pemadaman listrik di sejumlah lokasi yang terdampak banjir dan sekitarnya.

Baca Juga: Ganti Menteri Ganti Kebijakan. Mas Menteri Ganti UN Jadi Asesmen Nasional


"Hal itu terpaksa kami lakukan semata-mata demi keselamatan warga yang terdampak banjir," katanya.***

Editor: Sam

Sumber: Pikiran Rakyat Jurnal Garut


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x