” Kami coba memahami dan membatu memecahkan permasalahan mereka secara bersama-sama,” katanya.
Baca Juga: Bandoengmooi Bersama ISBI Bandung Melakukan Pewarisan Seni Longser di Tengah Masifnya Budaya Digital
Pada kesempatan ini Longser Bandoengmooi juga memperkenalkan generasi muda sebagai pengemas pertunjukan. Hafidz Permana didapuk sebagai sutradara dan asistennya Dio Hardiyanto, penata tari Redja Hikmat Gumeral, pengarah musik Toha Saprudin dan Selamet Oki, pengarah produksi Mohammad Fikri dan Roby Gunawan.
Sedangkan para pemain diantaranya; Adika, Anjar, Atira, Daniswara, Gingin, Larashati, Melodia, Siti, syifa dan Yesha.
Bicara pertunjukan Longser Pahlawan Kesiangan, Hermana menjelaskan bahwa dewasa ini semakin nampak orang-orang yang mengaku punya andil besar atau sangat berjasa atas berdiri tegak dan majunya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Namun nyatanya mereka adalah penumpang gelap yang hanya ingin mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri.
“Pahlawan sesunguhnya banyak yang terlupakan dan diantara mereka memilih diam dalam sunyi. Mereka berkorban tanpa pamrih, tanpa harus berteriak merasa paling memiliki NKRI,” tandasnya.
Lanjut Hermana, pahlawan kesiangan seperti tong kosong nyaring bunyinya. Berteriak dijalanan, diinstusi-instusi dan diparlemen tentang kejayaan, keadilan, kemajuan dan kemakmuran, bahkan merasa paling berbangsa dan bernegara.