Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan kemudahan dlm berkomunikasi dan memperoleh
informasi di tengah masyarakat.
"Hal ini dapat mendatangkan kemaslahatan bagi umat manusia, seperti mempererat
tali silaturahim, untuk kegiatan ekonomi, pendidikan dan kegiatan positif lainnya," ujarnya.
Tapi seringkali tidak disertai dengan tanggung jawab sehingga tidak jarang menjadi sarana untuk penyebaran informasi yang tidak benar, hoax¸ fitnah, ghibah, namimah, gosip, pemutarbalikan fakta, ujaran kebencian,
permusuhan, kesimpangsiuran, informasi palsu, desas desus, aib, kejelekan seseorang dan hal terlarang lainnya yang
menyebabkan disharmoni sosial.
"Sering juga terjadi inormasi pribadi yang diumbar ke publik, dan hal-hal lain sejenis sebagai sarana memperoleh simpati, lahan pekerjaan, sarana provokasi, agitasi, dan sarana mencari keuntungan politik serta ekonomi," katanya.
Ustaz Iman menambahkan, pengguna
media sosial seringkali menerima dan menyebarkan informasi yang belum tentu benar serta bermanfaat.
"Bisa karena sengaja atau ketidaktahuan, yang bisa menimbulkan mafsadat atau kerusakan di tengah masyarakat," katanya.
Para santri dan santriwati harus lebih berhati hati menerima informasi dan harus mengedepankan sikap Tabayyun atau cek kembali informasi. Bahkan harus menjadi garda terdepan dalam menghantam hoaks.